Pada tulisan sebelumnya, saya mereview isi
seminar tentang kiat menjadi orang tua milenial. Pada kesempatan kali ini, saya
akan berbagi tentang cara melindungi anak dari bahaya penyimpangan perilaku
dunia cyber.
Di Indonesia, hampir di seluruh rumah
penduduknya yang berjumlah lebih dari seperempat milyar ini memiliki teknologi
informasi yang paling sederhana, yaitu televisi. Dan, karena kurangnya edukasi
terhadap para orang tua akan perlunya pendampingan saat anak menikmati tayangan
televisi, akhirnya menjadi sesuatu yang lumrah melakukan pembiaran dalam
menonton televisi tanpa adanya pengawasan, apakah yang ditonton cocok dengan
perkembangan usia anaknya atau tidak.
Bukan hanya pendampingan saat menonton
televisi saja yang dibutuhkan, namun juga edukasi terhadap anak tentang
bagaimana membangun benteng diri atau self protection. Hal ini dikarenakan
keterbatasan waktu dan kesempatan orang tua untuk melakukan pendampingan yang
harus dilakukannya. Dan memang mustahil rasanya orang tua bisa selalu bersama
anak sepanjang hari selama dua puluh empat jam. Apalagi dengan kondisi anak
yang sudah mulai beranjak remaja yang aktivitasnya banyak dilakukan di luar rumah.
Seperti yang telah kita pahami bersama, bahwa
perilaku anak ditentukan oleh tiga hal, yaitu orang tua, lingkungan sekitar dan
sekolah (guru). Yang pertama dan yang paling utama adalah orang tua. Karena
memang madrasah anak pertama kali didapat dari dalam rumah, dari orang tuanya.
Oleh karenanya, orang tua harus memantaskan diri, membekali dirinya dengan
ilmu-ilmu parenting untuk dapat memahami bagaimana seharusnya mendidik dan
memberikan edukasi kepada anak-anaknya. Hal ini dapat
diperoleh dengan banyak membaca, berdiskusi, mengikuti seminar atau forum-forum
yang banyak memberikan informasi yang sangat berguna bagi para orang tua.
Kembali kepada
masalah pendampingan terhadap anak saat menonton tayangan televisi. Sejak anak
masih belia dan orang tua masih mendampinginya untuk menonton televisi, sebenarnya
ini adalah saat yang tepat orang tua
memberikan pengertian kepada anak bagaimana ia harus bisa membentengi diri dan
membangun pertahanan terhadap pengaruh buruk yang akan dihadapinya kelak di
kemudian hari. Orang tua bisa mengajak anak berdiskusi tentang baik buruknya acara
yang sedang ditonton. Sehingga dengan sendirinya, secara perlahan anak akan
mengerti, mana yang baik dan mana yang kurang baik tontonan di televisi bagi
dirinya.
Selain
televisi, alat komunikasi dan informasi lain yang lebih canggih teknologinya, yang
juga butuh perhatian ekstra dari orang tua adalah penggunaan gadget. Di sini
akan lebih berbahaya jika orang tua lalai dalam memberikan edukasi dan
pengawasan terhadap anak. Membatasi atau bahkan
tidak memberikan akses sama sekali anak-anak pada dunia internet, saat ini adalah
sesuatu yang bisa dibilang mustahil. Padahal aneka games dan akses internet
bisa menimbulkan akibat yang sangat dahsyat. Kecanduan games ataupun pornografi yang di jaman serba canggih ini
mudah sekali anak-anak untuk mengaksesnya, bisa merusak
otak. Bahkan efek kerusakan otak anak yang kecanduan pornografi jauh lebih
parah dari pada efek kecanduan narkoba.
Banyak
orang tua kalah cepat dengan kemahiran dan kepiawaiananak-anak dalam bergadget,
bermedsos dan berselancar di dunia maya yang penuh dengan tipu daya dan lebih luas
daya rusaknya terhadap perkembangan mental dan psikologis anak.
Untuk itu,
ada beberapa cara agar orang tua dapat melindungi anak dari bahaya penyimpangan
perilaku sehingga tidak terjerumus di dalam dunia cyber yang senantiasa
mengintai anak-anak kita.
1. Menyalurkan energi hormon remaja ke aktivitas fisik, seperti berolah raga dan beladiri
2. Memetakan potensi unggul anak sejak dini
3. Membatasi akses yg berpotensi merusak moral
4. Membuat aturan dan kesepakatan yang jelas dan tertulis sebelum membelikan gadget untuk anak
5. Jadilah kita sebagai sahabat atau teman curhat anak.
1. Menyalurkan energi hormon remaja ke aktivitas fisik, seperti berolah raga dan beladiri
2. Memetakan potensi unggul anak sejak dini
3. Membatasi akses yg berpotensi merusak moral
4. Membuat aturan dan kesepakatan yang jelas dan tertulis sebelum membelikan gadget untuk anak
5. Jadilah kita sebagai sahabat atau teman curhat anak.
Dengan
upaya tersebut di atas, diharapkan kita dapat melindungi anak dari bahaya
penyimpangan perilaku dunia cyber. Semoga Bermanfaat.
Memang jaman sekarang ancanan pada anak-anak kita berbagai macam bentuknya... Terima kasih atas tulisannya, Mbaa
BalasHapusBetul Mba, miris yah.. kita musti ekstra pengawasannya.. Tidak lupa untuk selalu berdoa meminta perlindungan pada Allah SWT.. Btw, terimakasih sudah berkunjung ya..
Hapus