Membaca merupakan kegiatan yang menyenangkan. Dengan membaca,
kita mendapatkan banyak ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. Saya
pribadi tidak membatasi membaca buku dengan genre tertentu. Jadi, tidak punya buku favorit. Apa saja, yang
penting membawa manfaat dan pencerahan. Kalau sedang malas, biasanya saya
membaca buku yang ringan-ringan saja, komik misalnya.
Bicara tentang rasa malas, sebagian orang jika sedang
dilanda rasa malas, maka ia biasanya tidak ingin melakukan apa-apa. Hanya berdiam
diri, santai, atau rebahan saja. Tidak produktif dan cenderung buang-buang
waktu. Apalagi dalam kondisi pandemi seperti ini. Di rumah saja dan hanya
melakukan aktifitas-aktifitas yang monoton. Dan sadar atau tidak, hal ini
sangat rentan dihinggapi rasa malas.
Saat melihat-lihat rak buku di lantai dua rumah, ketemulah
sama buku lawas yang lama tersimpan di sana. Judul bukunya adalah Obat Malas
Dosis Tinggi. Wah, cocok sekali ini. Sesuai namanya, buku ini sepertinya bisa menyembuhkan
penyakit dari rasa malas yang menghinggapi.
Penulis buku ini adalah Khalifa Bisma Sanjaya dan diterbitkan
pada tahun 2018 ini memiliki jumlah halaman sebanyak 369 dan terdiri dari 50
Bab. Merupakan karya cerdas, kreatif, inovatif, yang bermanfaat untuk
anak-anak, remaja, orangtua, dan bahkan para calon dai yang masih belajar
mengembangkan diri. Demikian menurut
pendapat Prof. Sugirin, M.A., Ph.D. (Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta.
Buku yang sangat penting bagi anak dan orang tuanya ini
berisi nasihat yang bagus untuk menangkal sifat malas yang kadang muncul secara
tidak disadari. Selain itu, buku ini juga menarik karena semua terintegrasi
dalam mendeskripsikan suatu fenomena dan problema serta jalan keluarnya,
memberikan solusi utuh dari persoalan hidup yang semakin memprihatinkan.
Penulis sangat paham akan dunia parenting, sangat perhatian
pada pembenahan manusia mulai dari awal pertumbuhannya. Ia juga sangat fokus
pada penggarapan pertumbuhan mental anak dan pemuda, calon pemimpin bangsa yang
diharapkan terhindar dari sikap dan perilaku mengutamakan kepentingan diri
sendiri. Buku yang cocok sekali bagi orangtua dan juga guru.
Pada bab satu buku ini, diawali dengan perumpamaan “Manusia
Ibarat Pohon.” Pohon pertama berdaun lebat namun tidak berbuah. Menggambarkan
anak yang berbakti, suka bersedekah, cinta fakir miskin akan tetapi malas
shalat, malas mengaji, tidak suka memikirkan akhirat dan hubungan dengan Allah
kurang baik.
Pohon kedua adalah pohon yang buahnya lebat, namun tidak
berdaun. Pohon ini ibarat orang yang rajin shalat, mengaji, rindu akhirat,
namun kurang baik terhadap orang tua dan egois. Intinya dengan Allah baik, tapi
dengan manusia kurang baik. Sementara pohon ketiga, selain buahnya banyak,
daunnya juga lebat. Artinya, hubungan dengan Allah dan hubungannya dengan manusia
sama-sama baik.
Dan yang terakhir adalah pohon yang tidak berdaun dan juga
tidak berbuah. Pohon ini cocok sebagai kayu bakar. Menunjukkan sifat seseorang
yang tidak baik hubungannya dengan manusia juga dengan Allah. Melakukan apapun kebaikan
tidak mau, ogah-ogahan, tidak patuh, harus dibentak dan dikomando, sering
cemberut, tidak ikhlas dalam beribadah. Inilah pemalas. Hidupnya bagai kayu
kering yang merana. Para pemalas inilah yang akan menjadi bahan bakarnya api
neraka. Naudzubillahmindzalik.
Banyak sekali kisah menarik dan inspiratif dalam buku ini. Kisah
dari orang-orang yang mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Benar-benar layak
untuk dibaca dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Diantara kisah yang disampaikan adalah kisah seorang tua
yang sangat terkenal dan ahli dalam membedakan jenis-jenis permata yang mahal.
Karena kehebatannya itu, seorang anak ingin sekali berguru padanya. Dengan
memenuhi syarat yang diajukan, yaitu mematuhi segala perintah guru, anak
tersebut setuju dan akhirnya diterima sebagai murid.
Hari berganti. Tak terasa sudah berjalan lima bulan. Anak
muda mulai bosan. Hal ini dikarenakan setiap hari ia hanya mendapat tugas
menggenggam beberapa butir berlian sejak pagi hingga sore hari, tanpa melakukan
hal lainnya. Merasa tidak diajari apapun si anak dengan lesu berniat
mengundurkan diri. Dihari terakhir guru masih memberikan tugas yang sama.
Saat itulah terjadi pelajaran yang tidak akan terlupakan. Si
anak berteriak bahwa permata yang digenggam tersebut bukanlah permata yang asli.
Sang guru memberi selamat karena ia telah lulus ujian menjadi seorang ahli
permata. Tanpa disadarinya, ia telah
melewati pembelajaran yang sesungguhnya. Mengulang dan mengulang adalah inti
dari kepandaian yang memberi manfaat.
Buku yang sarat akan hikmah dan pelajaran ini banyak
mengutip ayat-ayat Al quran dan hadits Rasulullah SAW. Juga banyak kata-kata
motivasi yang sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan potensi diri.
Jika kita memelihara sifat bosan, maka kita akan
terperangkap dalam jurang kemalasan yang akan berujung pada kesengsaraan. Yah,
laut yang tenang tidak akan menghasilkan pelaut yang tangguh. Barangsiapa yang
dikehandaki Allah SWT menjadi orang yang baik, maka ia senantiasa akan diberi
ujian. Salah satu ujian itu adalah rasa malas.
Buku ini ditulis secara apik, bahasanya mudah dipahami,
disertai contoh kisah yang menggugah hati. Berisi tips-tips mengatasi rasa
malas, penyebab dan cara mengatasinya. Mulai dari malas ibadah, malas mengaji,
malas belajar, malas bantu orang tua dan malas berkegiatan positif lainnya.
Selai itu, dapat memberikan pencerahan dan kreativitas dalam mendidik dan
menjadi tuntunan kita dalam menangkal sifat malas yang kadang muncul secara
tidak disadari.
Posting Komentar untuk "Sebuah Buku Tentang Obat Rasa Malas"