Lain anak, lain perkembangan kemampuannya. Lain pula perilaku dan tabiatnya. Ya, anak memang unik. Tidak sama satu dengan yang lainnya. Walaupun anak yang dilahirkan kembar, pasti akan ada bedanya. Baik sifat dan juga wataknya. Nah, sebagai orang tua, kita harus dapat secara bijak memperlakukan mereka. Ibarat gelas kaca, haruslah hati-hati memegangnya. Jangan sampai jatuh, yang menyebabkan retak bahkan pecah berkeping.
Anak memiliki perasaan yang sensitif. Ketika anak merasa marah dan frustasi, kadangkala mereka melakukan tindakan-tindakan yang menjurus kepada tingkah laku yang bersifat agresif. Yang hal itu dapat menyebabkan keadaan menjadi kacau dan tidak terkendali.
Seringkali kita mendapati seorang anak yang melempar mainan atau membenturkan diri ke benda yang paling dekat dengannya pada waktu mereka marah dan frustasi. Mereka melakukan hal tersebut biasanya hanya karena ingin sekedar mengacau untuk mendapatkan perhatian dari orang tua mereka.
Setiap anak, seharusnya sudah mulai diajarkan tata cara bergaul dengan orang lain. Tujuannya untuk mengendalikan anak dalam mengelola emosi dan perasaannya. Berikan arahan dengan menunjukkan dan katakan apa yang ‘boleh’ dilakukan terhadap orang lain dan barang-barang mainan, seperti mencium, memeluk, berbicara dengan baik, dan apa yang ‘tidak boleh’ dilakukan, seperti memukul, melempar, menggigit, mengolok-olok. Tidak lupa, sampaikan juga kepadanya alasan mengapa tindakan yang ia lakukan baik atau buruk, agar anak dapat memahami dan belajar dari pengalamannya tersebut.
Di samping itu, agar anak tidak merusak dan merugikan dirinya sendiri dan orang lain, orang tua harus mengarahkan serta membimbing anak untuk melaksanakan semua aturan dengan konsisten dan juga tegas. Karena kadang-kadang, orang tua tidak mau repot dan akhirnya menjadi tidak tegas dan tidak konsisten dalam hal membantu serta membimbing anak-anak menuju perilaku yang baik, yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh orang tua.
Tidak jarang, perilaku agresif anak ini dipelajari dari orang tuanya. Nah, sebagai orang tua, kita perlu mengetahui bahwa anak mempelajari sesuatu dari siapapun, oleh karenanya, jagalah sikap dan perilaku kita. Kendalikan diri ketika sedang marah atau emosi. Jangan sampai anak belajar tindakan agresif dari orang tuanya sendiri.
Karena kita adalah teladan bagi anak-anak, maka sebaiknya orang tua harus banyak belajar bagaimana bertingkah laku selayaknya orang tua. Baiknya merujuk pada ajaran agama. Dalam Al Quran dan sunah, banyak sekali panduannya. Juga, agar harapan memiliki putra putri yang berparas anggun, baik budi pekerti serta akhlaknya bisa terwujud. Sehingga sebagai orang tua, kita sudah melaksanakan kewajiban dalam hal mendidik dan membimbing anak-anak ke jalan yang benar.
Selain dari orang tua, anak juga belajar dari teman sebayanya. Jika anak agresif, sementara orang tua di rumah tidak pernah mencontohkan, baiknya perhatikan pergaulannya. Bagaimana mereka bermain dan bersosialisasi. Karena sedikit banyak, pengaruh teman dapat mendominasi dan memberikan dampak, bagaimana si anak bersikap dan berperilaku. Apakah positif atau negatif.
Untuk itu, orang tua harus aware. Jangan sampai, ketika anak sudah mulai terjangkiti ‘virus agresif’ dari pergaulan yang tidak baik, orang tua baru ‘kebakaran jenggot’ dan sibuk mencari solusi agar anaknya kembali menjadi anak ‘manis’. Jadi sebelum terlambat, perhatikan bagaimana mereka bermain dan ambil tindakan ketika mereka telah menunjukkan perilaku agresif yang dapat menimbulkan kerusakan atau bahkan cidera.
Hal terakhir yang dapat dilakukan orang tua adalah menunjukkan akibat dan memberikan pengertian dari tindakan agresif tersebut. Agar anak mengetahui betapa tidak menyenangkan akibat dari perilaku agresif itu bagi kedua belah pihak.
Berikan penjelasan padanya, bagaimana perasaannya jika ia digigit, dipukul, dilempar benda atau perilaku yang negatif lainnya. Tentunya tidak mengenakkan bukan?
Dengan demikian, anak akan berpikir untuk tidak melakukan tindakan agresif. Ia juga belajar berempati dengan turut serta merasakan ‘penderitaan’ orang lain akibat dari tindakan agresifnya tersebut.
Tulisannya bagus, bermanfaat.
BalasHapusMau tanya dong, Kalau anak sudah terlanjur agresif, gimana menanganinya yah?
Salam hangat dari Grup Valletta, Kak 💐
Setuju keren materinya, memang benar adalah peniru ulung, anak akan meniru apa yang dia lihat, dia dengar dari lingkungannya.
BalasHapusSalam kenal dari Tokyo 🙏🙏🙏
Anak adalah peniru ulung ☝️ maksud yang diatas
BalasHapus