Ciri-Ciri Anak Bermasalah

Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya? Terserah anda..
Sebuah iklan lawas yang masih terngiang-ngiang sampai saat ini.

Setiap tahun ajaran baru, seorang guru akan bertemu dengan anak-anak yang  juga ‘baru’. Pribadi-pribadi yang baru dengan wajah dan karakter yang baru pula. Saat pertemuan pertama dengan mereka itulah, guru akan melihat dan memperhatikan, mendengar dan mendengarkan. Setiap peristiwa yang terjadi akan menimbulkan kesan yang begitu melekat.

Anak-anak ini adalah anak dengan usia kurang atau sama dengan tujuh tahun. Dari sini guru dapat merasakan bagaimanakan karakter mereka sebenarnya. Yah, dari kesan pertama saat bertemu, guru akan tau apakah anak tersebut termasuk anak yang ‘aman’ atau tidak. Apakah anak tersebut termasuk anak yang bermasalah atau tidak, semua bermula di sini.

Berdasarkan pengamatan, kebanyakan anak usia ini akan mengalami masalah yang akan menjadi hambatan baginya kelak hingga mencapai usia dewasa jika tidak terpenuhi kebutuhan emosi dasarnya. Pada tujuh tahun pertama kehidupan manusia ini, ada beberapa kebutuhan dasar emosi yang harus dipenuhi agar anak menjadi pribadi yang handal dan memiliki karakter yang kuat menghadapi hidup.

Kebutuhan tersebut adalah kunci dalam pendidikan karakter, agar karakter anak kita bisa tumbuh dan berkembang maksimal. Kebutuhan itu meliputi kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk mengontrol, dan kebutuhan untuk diterima. Jika sejak awal anak tidak mendapatkan kebutuhan dasar tersebut. Bersiaplah untuk mendapati anak-anak yang bermasalah.

Bagaimanakah ciri-cirinya? Secara garis besar ada 6 ciri karakter anak yang bermasalah. Hal ini dapat terlihat dari perilakunya yang nampak. Diantaranya adalah:

1. Menarik diri
Saat anak terbiasa dan sering menyendiri, asyik dengan duniannya sendiri, dia tidak ingin orang lain tahu tentang dirinya (menarik diri). Pada kondisi ini kita sebagai orangtua sebaiknya segera melakukan upaya pendekatan yang berbeda. Setiap manusia ingin dimengerti, bagaimana cara mengerti kondisi seorang anak? Kembali ke 3 hal yang telah dijelaskan di atas. Pada kondisi ini biasanya anak merasa ingin diterima apa adanya dan ingin dimengerti.

2. Kurang terbuka pada pada orangtua
Saat orang tua bertanya “Gimana sekolahnya?” anak menjawab “biasa saja”, menjawab dengan malas, namun anehnya pada temannya dia begitu terbuka. Artinya, dapat dikatakan bahwa figur orangtua tergantikan dengan pihak lain seperti teman atau orang lainnya. Jika hal tersebut terjadi, sebagai orangtua hendaknya mawas diri dan mulai menganti pendekatan dengan si anak.

3. Susah diatur dan diajak kerja sama
Hal yang paling terlihat adalah anak yang pembangkang. Ia akan semaunya sendiri, mulai mengatur, tidak mau ini dan itu. Pada  tahap ini anak sangat ingin memegang kendali. Mulai ada ‘pemberontakan’ dari dalam dirinya. Hal yang dapat kita lakukan adalah memahaminya dan kita sebaiknya menanggapinya dengan kondisi emosi yang tenang. Kita hanya bisa mengarahkan dan mengawasi dengan seksama.

4. Menolak kenyataan
Menolak kenyataan berasal dari proses disiplin yang salah. Contoh, “Masa begitu aja tidak bisa sih, kan mama sudah kasih contoh berulang-ulang!” “Memang bu guru, anak saya ini susah diatur, nakal banget!” dan masih banyak lagi pernyataan orang tua yang melabeli anak sedemikian rupa. Jadi dalam diri anak sudah terpatri bahwa aku tidak bisa, aku ini anak bodoh, dan pikiran-pikiran negatif lainnya..

5. Menjadi pelawak
Suatu kejadian disekolah ketika teman-temannya tertawa karena ulahnya dan anak tersebut merasa senang. Jika ini sesekali mungkin tidak masalah, tetapi jika berulang-ulang dia tidak mau kembali ke tempat duduk dan mencari-cari kesempatan untuk mencari pengakuan dan penerimaan dari teman-temannya maka orang tua harap waspada. Karena anak tersebut tidak mendapatkan pengakuan dan rasa diterima dirumahnya sendiri.

6. Menanggapi negatif
Saat anak mulai sering berkomentar “Biarin aja dia memang jelek kok”, tanda harga diri anak yang terluka. Harga diri yang rendah, salah satu cara untuk naik ke tempat yang lebih tinggi adalah mencari pijakan, sama saat harga diri kita rendah maka cara paling mudah untuk menaikkan harga diri kita adalah dengan mencela orang lain. Dan anak pun sudah terlatih melakukan itu, berhati-hatilah terhadap hal ini. Harga diri adalah kunci sukses di masa depan anak.

Semoga dengan kita mengetahui ciri-ciri anak bermasalah, maka sejak awal sudah dapat diantisipasi dan dicarikan solusinya, sehingga akan lebih mudah untuk memperbaiki keadaan. Dan yang paling penting adalah akan ada kesempatan untuk menjadikan anak pribadi yang lebih baik lagi.





1 komentar untuk "Ciri-Ciri Anak Bermasalah"

  1. mari gabung bersama kami di Aj0QQ*c0M
    BONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
    BONUS REFERAL 20% seumur hidup.

    BalasHapus