Bakat dan Talenta

Bakat dan Talenta
Bakat dan Talenta
Sabtu pekan lalu, dalam rangka memperingati hari guru tahun 2019, saya menghadiri seminar dan talkshow tentang bakat dan talenta yang mengangkat tema, Guru Cerdas dan Orang Tua Bijak “Menggali Passion dan Talent Anak Sejak Dini.” Acara ini diselenggarakan di gedung Manggala WanaBakti Jakarta pada tanggal 2 November 2019, dimulai pukul 06.00 hingga pukul 14.00.

Peserta yang hadir mencapai 1300 orang guru negeri dan guru swasta yang berasal dari wilayah Jakarta Selatan. Pemateri di acara seminar ini, diisi oleh seorang Master Coach bernama Frans Lepong. Sangat menarik karena ada juga talkshow dengan Keynote Speaker bernama Ananda Sukarlan, seseorang yang memiliki bakat dan talenta, seorang Komponis dan Pianis ternama. Ia membawakan tema tentang anak-anak berkebutuhan khusus, yang memiliki bakat dan talenta agar bisa berkembang dan menjadi orang hebat nantinya.

Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, sambutan-sambutan, dan doa penutup. Kemudian lanjut ke acara inti seminar yang diawali dengan menyajikan sebuah pernyataan, “Kita memberikan perhatian lebih pada sesuatu yang kita anggap penting.” Yah, cermati bakat dan talenta anak sejak dini.

Menurut Lepong, jika ada seorang anak yang baik, dan kemudian diberikan perhatian dan stimulus yang lebih, maka anak tersebut akan menjadi anak yang luar biasa. Namun, jika anak baik ini dibiarkan saja, tidak diperlakukan sebagaimana mestinya, cenderung dibiarkan, maka anak tersebut akan menjadi anak yang ‘buruk.’

Jadi, seorang guru atau orang tua, bertanggung jawab atas peran, tindakan dan hasil yang dicapai anak atau peserta didiknya. Apakah anak dan peserta didik tersebut kita anggap penting atau tidak, hal itu akan mempengaruhi perkembangan minat dan bakatnya kelak.
Untuk dapat mengembangkan bakat dan talenta anak, guru dan orang tua bisa melakukan hal-hal berikut ini:

Satu, lakukan identifikasi minat. Orang tua adalah pihak yang paling mengerti apa yang menjadi ketertarikan anak dan sejauh mana anak tersebut berminat, berbakat dan bertalenta untuk terus menjadikan itu sebagai haknya.

Kedua, lakukan observasi kegiatan. Mengamati setiap aktivitas anak, mungkin ada multiple interests. Tapi mungkin, aktivitas ini lebih memerlukan biaya. Sesuaikan dengan bakat dan talentanya.

Ketiga, ciptakan keadaan positif (terdesak). Focus Passion adalah menjadi yang terbaik. Fear of Judgement adalah keadaan positif untuk membantu anak menemukan siapa dirinya, apa bakat dan talentanya.

Terakhir, biasakan diskusi dan bertanya. Diskusi pada anak bersifat terbuka, temukan antusias anak di momen khusus, anak sangat jujur. Bertanyalah mengapa ia antusias pada topik tertentu. Dengan begitu, akan terlihat bakat dan talentanya.

Setelah tanya jawab dan refleksi dari pembicara, rangkaian acara ditutup dengan menyanyikan lagu-lagu bertemakan tentang guru.

Semoga, kita sebagai guru sekaligus orang tua, dapat menemukan minat, bakat dan talenta anak, dan kemudian melejitkannya menjadi seorang bintang di bidangnya masing-masing.

Posting Komentar untuk "Bakat dan Talenta "