Kiat Menjadi Orang Tua Milenial


Dalam  sebuah seminar parenting, yang mengusung tema, ‘Kiat Menjadi Orang Tua Milenial’, di awal acara, pembicara menanyakan tentang, kapan orang tua  mulai mengenalkan gadget pada anak. Dan dengan serempak, sebagian orang tua peserta seminar menjawab, sejak masih kecil. Atau bahkan sejak masih dalam kandungan. Loh kok bisa? Bisa saja. Karena, sejak si ibu mengandung, ia kerap bermedsos ria dan sering main game via gadgetnya.  Jadi, secara tidak sadar, si ibu telah mengenalkan gadget pada jabang bayinya. Hingga, sampailah pada kondisi bahwa sekarang ini, anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) sudah mahir memainkan gadget.

Entahlah, kita harus sedih atau senang mendengar tanggapan dari para orang tua peserta seminar ini. Lalu pertanyaan berikutnya yang harus dijawab adalah, hal positif apa yang didapatkan anak-anak dari bermain gadget?  Sebagian peserta seminar parenting menjawab; anak-anak jadi kreatif, tidak gaptek (gagap teknologi), dapat berpikir kritis, dan bisa belajar tentang strategi.

Okeh. Sekarang pertanyaan berikutnya.

Kira-kira, hal-hal negetif apa sajakah yang dapat memengaruhi anak ketika gadget sudah dimainkan oleh mereka sejak dini? Beberapa orang tua peserta seminar memberikan jawaban-jawaban yang berbeda, diantaranya yaitu: sulit untuk konsentrasi, prestasi belajar menurun, suka berkata kasar, sering kali mengumpat, kecanduan hingga sering membuat anak menjadi tantrum (mengamuk dan marah), main tidak kenal waktu, anak jadi emosional, meniru adegan kekerasan yang terdapat pada adegan games, napsu makan menurun, malas merawat diri, dan juga anak menjadi lalai beribadah.

Kiat Menjadi Orang Tua Milenial
Dari jawaban yang telah disampaikan oleh orang tua peserta seminar parenting, muncul kembali pertanyaan yang diajukan oleh pembicara. Menurut ajaran agama Islam,  sesuatu yang negatif atau yang lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya, apa yang sebaiknya dilakukan? Akhirnya, dengan serempak, hampir seluruh  peserta seminar sepakat. Jawaban mereka adalah, lebih baik ditinggalkan.

Benar sekali, ibarat pedang bermata dua, sebenarnya gadget, smartphone, dan sejenisnya adalah benda yang apabila dipegang oleh orang yang baik, maka pedang tersebut akan digunakan untuk hal-hal yang baik pula. Namun sebaliknya, jika dipegang oleh orang jahat, maka pedang tersebut akan digunakan untuk melakukan kejahatan.

Jadi, baik atau buruk, memberi dampak yang positif atau negatif, sebuah gadget (gawai) akan sangat tergantung pada siapa yang memegangnya. Di sinilah pentingnya peran orang tua. Orang tua memiliki kewajiban untuk mengawasi dan mengontrol benda tersebut, agar bisa memberikan pengaruh positif untuk anak-anaknya. Tindakan pengawasan yang dilakukan misalnya dengan mengontrol konten apa yang ada dalam gadget, aplikasi dan games apa saja yang terpasang. Orang tua juga harus membatasi waktu anak-anak untuk menggunakannya. Misalnya hanya boleh bermain gadget saat libur atau weekend.

Kiat Menjadi Orang Tua Milenial
Setelah itu, yang lebih utama adalah mendidik dan mengajari anak untuk bisa melindungi serta memprotek dirinya sendiri, bisa mengontrol, dan juga tidak mudah terpengaruh. Meskipun ada banyak gadget tergeletak di rumah, tidak ada larangan ataupun batasan untuk menggunakannya, asalkan anak-anak telah mengetahui dan memahami apa yang harus dilakukannya berdasarkan aturan yang telah disepakati bersama. Sehingga mereka mengerti tentang baik dan buruknya pengaruh gadget bagi diri mereka sendiri.

Sepertinya hal ini bukanlah hal yang mudah, namun bukan berarti tidak dapat dilakukan. Orang tua pasti menginginkan kebaikan bagi anak-anaknya bukan? Jika orang tua tidak ingin buahatinya terpapar dari buruknya pengaruh gadget, maka harus ada upaya dari orang tua untuk mengontrol dan mengawasi perilaku mereka, pun terhadap gadget. Jangan sampai ada penyesalan di kemudian hari dikarenakan kelalaian kita sebagai orang tua yang memiliki andil pada kerusakan akhlak dan perilakunya kelak yang disebabkan oleh benda yang bernama gadget ini.

Demikianlah, kiat kenjadi orang tua milenial. Semoga bisa memberikan pencerahan bagi orang tua-orang tua milenial masa kini. Sehinga bisa mengantarkan anak-anak ke gerbang kesuksesannya masing-masing.

5 komentar untuk "Kiat Menjadi Orang Tua Milenial"

  1. Pengalaman sndiri mba, dari usia 2 tahun, anakku kuberi gadget, akhirnya dia males ngomong dan berujung speech delay, huhuhu, sedih, kapok, tp alhamdulillah skrg anakku sdh tdk begitu bergantung pada gadget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pelajaran buat aku juga. Takut isya ketagihan juga

      Hapus
    2. Alhamdulillah sudah langsung diantisipasi sejak dini ya mba.. Memang dampak gadget sangat luar biasa.. Insyaalloh pengalamannya bisa menjadi pelajaran bagi ortu yang lainnya.. Salam sayang untuk ananda, semoga tumbuh menjadi anak shaleh shaleha ya.. Terimakasih sudah mampir mba..

      Hapus
  2. Masya Allah, sangat bermanfaat sekali 😍😍

    BalasHapus