Taman Makam Pahlawan Kalibata |
Kagiatan ini rutin setiap tahun dilakukan, dikarenakan hari Guru Nasional, yang bertepatan dengan hari lahirnya organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) berdekatan waktunya dengan Hari Pahlawan, yaitu sama-sama diperingati pada bulan November.
Taman Makam Pahlawan Kalibata |
Peziarah
Peziarah, biasanya berasal dari anggota keluarga para pahlawan dan masyarakat Indonesia. Selain itu, TPMNU Kalibata ini banyak juga diziarahi oleh masyarakat Jepang. Karena, ada juga veteran tentara kekaisaran Jepang yang dimakamkan di sini. Mereka juga telah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Yang atas kehendak mereka sendiri, setelah Perang Dunia II, tinggal dan menetap di Indonesia.
Mungkin kita akan bertanya-tanya, kok ada ya orang Jepang dimakamkan di TPMNU Kalibata ini? Jadi, saat perang kemerdekaan Indonesia, banyak sukarelawan Jepang yang tinggal untuk berjuang melawan tentara Sekutu dan Tentara Kerajaan Belanda. Jumlah mereka mencapai 3.000 orang. 1.000 orang diantaranya wafat. Setelah kemerdekaan Indonesia, 1000 orang kembali ke Jepang, dan 1.000 orang lainnya dinaturalisasi menjadi Warga Negara Indonesia.
Sejarah
TMPNU Kalibata ini mulai dibangun pada tahun 1953. Pembangunan dilakukan oleh Zeni Angkatan Darat dengan didampingi oleh seorang arsitek terkenal Frederich Silaban untuk mendesain Gerbang utama TMP. Beliau juga yang telah mendesain arsitektur masjid Istiqlal. Sebelumnya, taman makam pahlawan ini berlokasi di Ancol, Jakarta Utara. Dan, memiliki nama Taman Makam Pahlawan Ancol (TMPA). Namun, seiring perkembangan tata letak kota, TMP Ancol yang terletak di Jakarta Utara dianggap sudah tidak layak. Kemudian, atas instruksi Presiden Soekarno, TMP ini dipindahkan ke wilayah Kalibata di Jakarta Selatan dengan area seluas lima hektare.
Taman Makam Pahlawan Kalibata |
Ketika memperingati Hari Pahlawan, di bulan November tahun 1974, Presiden Soeharto meresmikan monumen TMP Kalibata. Hingga tahun 1976, proses pembangunan tempat ini terus berlanjut. Sampai akhirnya, TMP Kalibata ditetapkan sebagai Taman Makam Pahlawan Nasional (TMPN) melalui Keppres RI Nomor 18 Tahun 1976 tanggal 6 April 1976. Dan kemudian, berdasarkan UU No. 20 Tahun 2009 Tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, nama TMPN Kalibata diubah namanya menjadi TMPN Utama Kalibata.
Keadaan TMPNU Kalibata
Saat ini, area lahan pemakaman di TMPNU Kalibata sudah hampir penuh sesak oleh makam-makam. Lahan yang tersedia, hanya dapat memuat sekitar 11 ribu makam. Namun sekarang, telah dihuni sebanyak 9.789 makam atau 9.813 jenazah. Sehingga, menurut perkiraan ke depannya, hanya tinggal tersisa lahan untuk memuat sekitar 800 jenazah baru. Dan, menurut perhitungan petugas penjaga di sana, dalam kurun waktu kurang lebih tiga tahun, tempat ini akan penuh. Oleh karenanya, akan ada kebijakan untuk memperluas area pemakaman kembali.
Mulai Menjelajah
Berkunjung ke TMPNU Kalibata, sama sekali tidak dipungut biaya, alias gratis. Saat memasuki gerbang utama, kita akan disambut dengan ornamen unik yang berada di sisi paling depan, yang bertuliskan Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata Jakarta, dengan lambang burung Garuda di atasnya. Ketika akan memasuki area pemakaman, kita akan melewati sepasang gapura di sisi kiri dan kanan. Di bagian dalam, ada empat buah monumen yang menjulang dengan dilengkapi lambang burung Garuda yang sangat besar disalah satu monumen tersebut. Di tempat inilah dilakukan upacara penghormatan terakhir bagi arwah para pahlawan. Dan biasanya, setelah upacara, akan ada ceremoni peletakkan karangan bunga di bawah monumen tersebut.
Taman Makam Pahlawan Kalibata |
Menurut petugas, blok A dan blok B sudah sesak dan tak mungkin lagi dihuni jasad baru (kecuali lewat cara ditumpuk, kemungkinan masih bisa). Di sana juga ada blok bernama blok Tim-Tim, yaitu area pemekaman atau pembaringan terakhir bagi eks-serdadu Indonesia yang bertugas di wilayah Timor Leste, dan blok ini masih ada ruang bagi makam baru. Kondisi pusara di masing-masing blok memang sudah penuh. Dari 27 blok, hanya blok Y dan Z yang masih agak lengang, sehingga masih bisa dipakai untuk jenazah yang baru.
Melihat sekeliling, yang nampak adalah jajaran pusara para pahlawan yang tersusun rapi. Kebanyakan adalah makam jasad tentara yang gugur di Palagan. Kalau dilihat sepintas, semuanya tampak sama. Namun ternyata, ada pembeda dari setiap makam. Jika dilihat lebih detail lagi, di setiap nisan tertulis pangkat dan nomor registrasi pokok dalam dinas ketentaraan mereka. Di bagian kepala, tertelungkup topi baja berwarna perak. Dan untuk mengetahui agama mereka, di batu nisannya ada sebuah bentuk kubah masjid untuk yang beragama Islam, bentuk oval untuk yang beragama Hindu, dan bentuk salib untuk yang beragama Kristen.
Dikarenakan tempatnya yang sudah padat, akhirnya ada peraturan baru, sehingga yang berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan ini, kini mulai diperketat. Hanya orang bergelar pahlawan nasional, bintang republik, dan bintang mahaputera saja yang diperkenankan dimakamkan di sana. Sejauh ini mereka yang terbaring di TMP Kalibata adalah para prajurit dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Selain kepolisian, ada juga tokoh nasional, badan pejuang, dan pahlawan tak dikenal.
Dari keseluruhan makam di TMPNU Kalibata ini, yang terbanyak dimakamkan adalah tentara angkatan darat. Sementara untuk perbandingan gender, jumlah laki-laki jauh lebih banyak ketimbang perempuan, yaitu 9.661 berbanding 152.
Meski sudah ada aturan terperinci mengenai penghuni yang layak disemayamkan di TMP Kalibata sejak undang-undang tahun 2009, tetapi kerap ada pengecualian khusus. Misalnya, setiap ada prajurit TNI yang tewas saat menjalankan tugas, atas instruksi Presiden, bisa juga dimakamkan di sana. Kalau yang meninggalnya wajar, harus ada izin dari Garnisun.
Seorang sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Asvi Warman Adam, berpendapat bahwa penghormatan terhadap mereka yang gugur saat bertugas bisa lewat cara lain, tak mesti dimakamkan di TMPNU Kalibata. Menurutnya, kriteria jenazah di TMP Kalibata tetap harus mengacu pada undang-undang yang berlaku, yaitu hanya untuk yang bergelar pahlawan nasional, penyandang bintang republik, bintang mahaputera, dan bintang gerilya. Bentuk penghargaan yang lain misalnya dengan menjadikan nama gedung atau nama jalan.
Sarana Edukasi
Taman Makam Pahlawan Kalibata |
#OneDayOnePost
#ODOPBatch7
#Kelasnonfiksi
#Tantangan2
Keren sekali kakakku, selamat hari guru nggih
BalasHapus#semangat
Wah, jalan2 mnjelajah TMPN, informatif sekali mba 😊
BalasHapusHai ibu guru, selamat hari guru ya...
BalasHapus