Memperingati Hari Guru Nasional


Memperingati Hari Guru Nasional
Memperingati Hari Guru Nasional
Tepat hari Senin kemarin, tanggal 25 November 2019, bangsa Indonesia memperingati Hari Guru Nasional.Walau bukan ditetapkan sebagai hari libur nasional, peringatan Hari Guru ini menunjukkan adanya apresiasi dan penghargaan terhadap guru. Di hampir setiap negara di dunia juga memperingati hari guru. Namun, di sana ditetapkan sebagai hari libur, dan waktu atau tanggalnya diperingatinya pun berbeda-beda, tergantung negaranya masing-masing.

Di Indonesia sendiri, perayaan hari guru diperingati setiap tanggal 25 November. Hal ini mulai dilaksanakan pada tahun 1994 berdasarkan keputusan  presiden saat itu, sebagai bentuk penghormatan terhadap sosok pahlawan tanpa tanda jasa ini. Mengapa dipilih tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional? Karena tanggal tersebut bertepatan dengan berdirinya organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang baru saja dilantik, Nadiem Makarim, dalam pidatonya dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional ini, mencoba mengkritisi sistem pendidikan yang saat ini dianggapnya masih menyusahkan dan membelenggu guru dengan aturan-aturan yang banyak, tanpa diberi pertolongan. Selain tugas mengajar, para guru juga senantiasa dibebari tugas-tugas administratif  yang menurut Nadiem dinilai tak punya tujuan dan manfaat yang  jelas.

Memperingati Hari Guru Nasional
Memperingati Hari Guru Nasional
Masih menurut Nadiem, guru-guru dipaksa mengejar nilai-nilai angka. Sementara potensi anak tidak hanya dilihat dari nilai tersebut. Dalam hal cara mengajar guru pun, Nadiem menganggap bahwa pendidikan saat ini masih berorientasi hanya pada hafalan, sementara yang dibutuhkan di masyarakat adalah kemampuan anak untuk berkreasi menghasilkan sebuah karya dan kemampuan untuk berkolaborasi atau bekerja sama. Sesuai dengan kecakapan abad 21.

Dalam kesempatan itu, Nadiem juga memandang bahwa kurikulum pendidikan saat ini terlalu padat. Sehingga menyebabkan guru sangat minim melakukan eksplorasi dan inovasi dalam kegiatan belajar mengajar. Jadi ke depannya, Ia bermaksud merombak total kurikulum yang sudah ada agar bisa lebih baik lagi hasil dari pendidikan di Indonesia.

Sejarah Organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)

Memperingati hari Guru yang bertepatan dengan hari lahirnya organisasi guru, yang bernama Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI),  bukanlah tanpa sebab. Menurut sejarah, PGRI sendiri dibentuk pada tanggal 25 November 1945 oleh tokoh-tokoh diantaranya adalah; Rh. Koesnan, Djajeng Soegianto, Amin Singgih, Soetono, Soemidi Adisasmito, Ali Marsaban, dan Abdullah Noerbambang.

Cikal bakal PGRI adalah perkumpulan yang bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) yang didirikan pada 1912 oleh pemerintahan kolonial Belanda saat itu. Perkumpulan ini beranggotakan kepala sekolah, guru bantu, guru desa, sampai perangkat sekolah lainnya. Kemudian berubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) pada tahun 1932. Namun, saat Jepang mulai menduduki Indonesia, semua organisasi dilarang, sekolah-sekolah ditutup, sehingga PGI tidak lagi beraktivitas karena dinyatakan sebagai organisasi terlarang.

Pada masa itu, PGHB atau yang kemudian dikenal dengan Persatuan Guru Indonesia (PGI) merupakan organisasi yang memiliki potensi cukup besar. Di dalamnya memuat sub-organisasi seperti; Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), Persatuan Guru Ambachtsschool (PGAS), Perserikatan Normaalschool (PNS), Hogere Kweekschool Bond (HKSB). 
Selain itu, terdapat juga di dalamnya sub-organisasi guru yang bercorak keagamaan, kebangsaan, serta yang lainnya seperti; Christelijke Onderwijs Vereneging (COV), Katolieke Onderwijsbond (KOD), Vereneging Van Muloleerkrachten (VVM), dan Nederlands Indische Onderwijs Genootschap (NIOG).

Keanggotaan mereka semakin lama semakin berkembang. Dan setelah proklamasi kemerdekaan, mereka pun semakin memiliki jiwa nasionalis. Kongres Guru Indonesia pertama kali diselenggarakan di Surakarta, Jawa Tengah, pada tanggal 24-25 November 1945. Tepat seratus hari setelah peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Hal ini membuat semangat para guru menggelora.

Dalam kongres ini, semua organisasi dan kelompok guru yang didasarkan pada perbedaan politik, agama, dan suku, serta tamatan, lingkungan pekerjaan, dan lingkungan daerah, sepakat untuk dihapuskan. Mereka semua akhirnya sepakat menyatukan perbedaan latar belakang yang ada. Sesuai dengan semangat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kemudian pada tanggal tersebut, dibentuklah sebuah organisasi yang mimiliki semangat baru, yaitu Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Semua anggota dalam kongres tersebut, menetapkan tiga tujuan untuk mengisi kemerdekaan Indonesia, yaitu mempertahankan dan menyempurnakan negara Republik Indonesia, mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dasar-dasar kerakyatan, serta membela hak juga nasib buruh pada umumnya dan guru pada khususnya. Dalam kongres inilah, semua guru menyatakan diri bersatu di bawah wadah PGRI yang menyatakan kesetiaannya dalam pengabdian sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan yang bersifat unitaristik, independen, dan non-partai politik.

Akhirnya, pada kongres guru tanggal 25 November 1945 tersebut, mereka mensahkan terbentuknya PGRI. Dan, sebagai salah satu bentuk penghormatan bagi para guru, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 78 tahun 1994, pemerintah pun akhirnya menetapkan hari lahir PGRI sebagai Hari Guru Nasional, yang masih diperingati hingga saat ini.

Dengan semangat memperingati Hari Guru Nasional, semoga pendidikan di Indonesia semakin maju. Nasib para guru sebagai tonggak utama pendidikan bisa mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah, sehingga dapat melaksanakan tugasnya yang mulia dengan sangat baik. Yaitu mempersiapkan anak didiknya dalam menyongsong abad baru dan mengambil peran secara aktif dalam kemajuan teknologi yang tidak bisa dibendung lagi. Sehingga dapat mencetak generasi yang  diharapkan sesuai cita-cita luhur para pendiri bangsa ini.


4 komentar untuk "Memperingati Hari Guru Nasional"