Apalah arti cinta yang sesungguhnya? Sudahkah rasa cinta itu bersemayam indah di relung hati kita? Mari sama-sama belajar. Belajar dari cintanya orang-orang yang mulia.
Karena cinta, adalah Khadijah wanita mulia, satu-satunya, yang di awal kenabian, mendukung sang kekasih Allah Rasulullah, dengan seluruh daya, dengan segenap jiwa raga.
Karena cinta, dengan resiko kehilangan nyawa, untuk mengelabui musuh di depan mata, dengan rela, Ali yang gagah berani, menggantikan Rasul di peraduannya.
Karena cinta pula, saat dalam persembunyian di dalam goa, demi menghindari musuh yang mengejar, Abu Bakar bisa menahan sakit yang luar biasa. Saat kakinya digigit ular berbisa.
Karena cinta, adalah Khadijah wanita mulia, satu-satunya, yang di awal kenabian, mendukung sang kekasih Allah Rasulullah, dengan seluruh daya, dengan segenap jiwa raga.
Karena cinta, dengan resiko kehilangan nyawa, untuk mengelabui musuh di depan mata, dengan rela, Ali yang gagah berani, menggantikan Rasul di peraduannya.
Karena cinta pula, saat dalam persembunyian di dalam goa, demi menghindari musuh yang mengejar, Abu Bakar bisa menahan sakit yang luar biasa. Saat kakinya digigit ular berbisa.
Kala itu, kepala Sang Baginda Rasulullah sedang berada dalam pangkuannya. Ia membersamai Rasulullah dengan segala risiko, menjadi tameng dari segala kemungkinan buruk yang menghampirinya.
Jika bukan karena cinta, mana mungkin kaum Anshor menyambut sukacita hijrahnya kaum Muhajirin ke Madinah, memberikan apa pun yang mereka punya.
Karena cinta, saat dipenghujung usia, saat ajal datang menyapa, terdengar lirih dari bibir baginda yang mulia Rasulullah tercinta, ummati.. ummati..
Masih karena cinta, Umar rela berkeliling di malam buta, mencari dan membantu rakyatnya yang menderita. Dengan tangannya sendiri, tak segan ia datang menolong. Di saat semua orang tengah terlelap dalam buaian mimpi indahnya, Umar tetap terjaga.
Ya, semua karena cinta.
Rasanya, tak kan habis cerita cinta orang-orang mulia dizamannya. Cinta yang tanpa pamrih. Cinta yang bermuara hanya pada satu kata, pengorbanan. Pengorbanan yang tiada bandingannya.
Pengorbanan indah generasi-generasi terdahulu telah ditorehkan dengan tinta emas. Atas izin dan kuasa-Nya, melalui cinta dan pengorbanan mereka, maka keindahan Islam menyebar ke seluruh penjuru dunia, ke tengah manusia. Menyebarkan cahaya dan membuat umat manusia berbondong-bondong menyambut hidayahnya.
Semakin besar cinta seseorang, semakin besar pula pengorbanan yang ia berikan untuk sesuatu yang dicintainya
Bagaimana dengan cinta kita? Pengorbanan apakah yang telah kita berikan? Mudah memang mengucapkannya. Namun sungguh berat mengaplikasikannya.
Jika bukan karena cinta, mana mungkin kaum Anshor menyambut sukacita hijrahnya kaum Muhajirin ke Madinah, memberikan apa pun yang mereka punya.
Karena cinta, saat dipenghujung usia, saat ajal datang menyapa, terdengar lirih dari bibir baginda yang mulia Rasulullah tercinta, ummati.. ummati..
Masih karena cinta, Umar rela berkeliling di malam buta, mencari dan membantu rakyatnya yang menderita. Dengan tangannya sendiri, tak segan ia datang menolong. Di saat semua orang tengah terlelap dalam buaian mimpi indahnya, Umar tetap terjaga.
Ya, semua karena cinta.
Rasanya, tak kan habis cerita cinta orang-orang mulia dizamannya. Cinta yang tanpa pamrih. Cinta yang bermuara hanya pada satu kata, pengorbanan. Pengorbanan yang tiada bandingannya.
Pengorbanan indah generasi-generasi terdahulu telah ditorehkan dengan tinta emas. Atas izin dan kuasa-Nya, melalui cinta dan pengorbanan mereka, maka keindahan Islam menyebar ke seluruh penjuru dunia, ke tengah manusia. Menyebarkan cahaya dan membuat umat manusia berbondong-bondong menyambut hidayahnya.
Semakin besar cinta seseorang, semakin besar pula pengorbanan yang ia berikan untuk sesuatu yang dicintainya
Bagaimana dengan cinta kita? Pengorbanan apakah yang telah kita berikan? Mudah memang mengucapkannya. Namun sungguh berat mengaplikasikannya.
Hanya ada satu kata, buktikan. Buktikan cintamu dengan pengorbanan. Karena itulah, maka kita bisa menyandang gelar sebagai pecinta sejati.
Posting Komentar untuk "Menjadi Pecinta Sejati"