Berhala tersebut diberi baju yang terbuat dari kain sutera dan senantiasa dilumuri minyak wangi yang harganya paling mahal. Benda ini sangat dicintai dan dipujanya.
Ya, sahabat satu ini termasuk saudagar kaya raya. Hidupnya bergelimang harta. Ia memiliki nama asli Uwaimir bin Malik Al-Khozraji. Sahabat yang mulia ini memiliki sahabat yang lebih dahulu memeluk Islam yang bernama Abdullah bin Rawahah.
Suatu hari Abdullah bin Rawahah berkunjung ke rumah sahabatnya itu, namun sang pemilik rumah sedang pergi, Abdullah bin Rawahah hanya bertemu istrinya saja. Setelah diminta menungu, Abdullah bin Rawahah pergi ke kamar tempat disimpannya berhala pujaan sahabatnya tersebut.
Tak lama kemudian ia mengambil berhala dan langsung menghancurkannya di halaman rumah sahabatnya sambil berkata “Sungguh, segala yang disembah selain Allah SWT adalah bathil.”
Mengetahui hal itu, istri sang sahabat marah dan menangis. Tak lama suaminya datang. Seketika sang sahabat marah besar, nampak api kemarahan berkobar dari matanya. Namun ia langsung tersadar, melihat berhala kesayangannya yang dipuja sedemikian rupa telah hancur berkeping-keping.
Lalu ia berkata “Kalau saja berhala tersebut memiliki kebaikan,tentu ia bisa membela dirinya dari kejelekan.” Inilah awal mula hidayah Allah menghampirinya.
Walaupun ia adalah penduduk terakhir dari desanya yang menyambut seruan Islam, namun, setelah benih-benih keimanan kepada Allah mulai tumbuh dan kemudian berIslam, ia tak kenal lelah mengejar ketertinggalannya untuk belajar Islam.
Seakan-akan masa mudanya yang kelabu terus memacu semangatnya untuk menjadi pribadi yang meraup banyak kebaikan. Kehidupannya sehari-hari menjadi sangat sederhana. Semua hartanya ia infakkan ke jalan dakwah.
Hari-harinya sarat dengan dzikir sehingga hati beliau telah dipenuhi perasaan cinta pada akhirat. Ia senantiasa mengajarkan Al Quran dan Sunnah Nabinya. Ia juga mengimami sholat jama’ah, berkeliling ke pasar-pasar, membuka majlis-majlis taklim dan bermu’amalat dengan manusia dengan akhlak yang sangat mulia.
Penasaran siapakah sahabat ini?
Beliau adalah Abu Darda. Demikian luar biasa kisah hidup Abu Darda’ yang penuh hikmah, ilmu, dan senantiasa menjadi teladan bagi generasi sesudahnya yang selalu setia pada jalan Islam.
Seorang ulama Al-Muhaqqiq Al- Imam Ibnul Qoyyim dalam kitabnya I’lamul Muwaqqiin mengatakan,
“Para sahabat adalah orang yang paling baik hatinya, dalam ilmunya, paling sedikit takallufnya, dibanding dengan yang lain, mereka paling dekat dengan kebenaran, sebab Allah telah memberi keutamaan bagi mereka hingga mereka memiliki kecerdasan luar biasa, kefasihan berbicara, keluasan ilmu, serta mudah dan cepat dalam memahami persoalan. Bagi mereka hanya sedikit musuh atau bahkan tak ada sama sekali. Mereka senantiasa punya maksud baik dan bertaqwa kepada Allah”.
Belajar dari kehidupan sahabat Rasulallah SAW yang merupakan generasi terbaik. Satu kisah sahabat dari banyak kisah teladan lainnya. Abu Darda, pribadi penuh pesona, yang senantiasa membentengi dirinya dari dunia dengan kedua tangan dan dadanya.
Posting Komentar untuk "Sahabat Surga Itu Bernama?"