Ketupat dan Kearifan Lokal⁣

Ketupat. Hidangan satu ini kerap hadir menjadi sajian istimewa dan menjadi andalan dalam menyambut hari lebaran. Bukan tanpa sebab kenapa ketupat menjadi sangat nge-trend saat hari raya tiba. ⁣

Ketupat sudah menjadi sebuah budaya dan tradisi yang muncul dari kearifan lokal di tanah Jawa. Adalah Sunan Kalijaga, salah seorang tokoh walisongo yang awal mula memperkenalkan ketupat. Dimaksudkan sebagai syiar agama Islam kala itu, agar bisa dengan mudah diterima di tengah masyarakat.⁣

Terbuat dari daun kelapa muda atau janur yang dianyam sedemikian rupa sebagai kulitnya, dan beras putih sebagai isiannya. ⁣

Ketupat disajikan bersama dengan menu yang begitu menggugah selera, seperti sayur godog, opor, rendang, sambal goreng ati serta tak ketinggalan kerupuk atau emping melinjo. Tak ada siapa pun yang bisa menolaknya.⁣

Kita bisa belajar dari apapun yang ada di sekitar, termasuk belajar dari ketupat. Diantara pelajaran tersebut adalah;⁣

Pertama, bahan kulit yang berasal dari janur. Menurut filosofis Jawa, janur adalah kepanjangan dari sejatine nur. Bahwa sejatinya, setelah melaksanakan ibadah puasa, seluruh manusia berada dalam kondisi yang bersih dan suci. ⁣

Seperti nur atau cahaya yang siap menjadi penerang orang-orang di sekitarnya agar tidak tersesat dalam menjalani kehidupan. Sehingga dengan mudah mereka menemukan arah dan jalan mana yang harus dilaluinya.⁣

Kedua, anyaman ketupat yang sangat rumit melambangkan bahwa kehidupan manusia di dunia penuh dengan ujian, permasalahan hidup yang berliku, dan seringkali berbuat kesalahan. ⁣

Hikmahnya adalah, jika manusia berpegang teguh pada Al Quran dan Sunnah sebagai panduan dalam menjalankan ajaran agama, serta keyakinan akan pertolongan dari Allah Ta'ala, juga kesabaran dalam menjalankannya, insyaallah keberhasilan di dunia dan di akhirat dengan mudah akan diraihnya.⁣

Bentuk ketupat yang segiempat mencerminkan empat jenis nafsu dunia yang terdiri dari al amarah, (nafsu emosi atau amarah), al lawwamah (nafsu untuk memuaskan rasa lapar), supiah (nafsu untuk memiliki sesuatu yang indah), dan mutmainah (nafsu untuk memaksakan diri). ⁣

Pelajarannya adalah bahwa orang yang telah melaksanakan ibadah puasa, berarti ia telah bisa mengendalikan keempat hawa nafsu tersebut.⁣

Ketiga, isian ketupat yang berbahan dasar beras merupakan simbol bentuk pengharapan manusia kepada Allah SWT agar kehidupannya mencapai kemakmuran. ⁣

Keempat, isi ketupat yang putih bersih, menandakan bahwa setelah kita memohon maaf atas segala kesalahan, berharap hati kita akan kembali seputih isi ketupat.⁣

Kelima, belajar dari cara memakan ketupat yang biasanya dipadupadankan dengan hidangan lainnya yang berkuah santan. Santan diartikan sebagai pangapunten atau permohonan maaf atas segala kesalahan yang telah dilakukan. ⁣

Demikian pelajaran yang dapat kita ambil dari ketupat. Diharapkan ke depannya, saat kita menikmati hidangan ketupat, kita jadi tahu dan bisa mengamalkan nilai-nilai dari hidangan tersebut. ⁣

Tidak hanya mengenyangkan, namun menambah pengetahuan dan wawasan kita akan kearifan lokal. Wallahu’alam.⁣

Posting Komentar untuk "Ketupat dan Kearifan Lokal⁣ "