Mengenal Sikap Bossy Pada Anak

Seringkali kita menemui anak-anak dengan sikap bossy. Berlagak seperti bos besar yang sukanya main perintah dan kemauannya harus selalu dipenuhi, seperti layaknya seorang bos.

Bagi sebagian anak, menjadi bossy adalah cara untuk mendapatkan perhatian. Barangkali selama ini orangtua kurang mengajak ia bermain bersama atau melakukan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan lainnya.

Selain itu, faktor lingkungan memiliki peran kuat terhadap sikap bossy anak ini. Besar kemungkinan anak pernah melihat orangtuanya yang juga "menyuruh-nyuruh" asisten rumah tangga atau pekerjanya. Perlu diingat bahwa anak adalah peniru ulung apalagi jika yang menjadi model perilakunya adalah orang terdekat yang juga diidolakannya yaitu orangtua.

Penyebab lain adalah karena si anak selalu dilayani. Terkadang hal ini terjadi tanpa disadari oleh orang tua. Anak yang diasuh oleh si “mba” atau babysitter memang biasanya akan selalu  dilayani segala kebutuhannya oleh pengasuhnya tersebut. Kondisi ini akhirnya menjadi kebiasaan dan membentuk perilaku anak yang senang main perintah karena menganggap semua orang memang harus melayaninya.

Jika sikap bossy ini tidak segera diantisipasi sejak dini, dikhawatirkan si anak akan mengalami masalah sosial. Ketika si bossy  harus bersosialisasi dengan teman lainnya, kemudian perilaku bak raja kecilnya ini diterapkan pada teman-temannya, bisa-bisa ia dijauhi dan tidak akan ditemani. Hal ini mengakibatkan dirinya menjadi terisolasi.

Dilihat dari segi kemandirian, anak yang selalu main suruh akan selalu bergantung pada orang lain, karena ia selalu membutuhkan bantuan dan mudah menyerah. Ia tidak memiliki sikap diri yang teguh, tidak kuat,  tidak tahan banting, tidak memiliki tanggung jawab  dan tidak menjalankan kewajibannya dengan optimal.

Perilaku bossy yang tidak dikoreksi sejak dini juga akan membuat anak kurang memiliki keterampilan untuk bekerja sama, serta berempati terhadap orang lain. Padahal, keterampilan sosial merupakan modal penting untuk mencapai keberhasilan di kemudian hari.

Namun di balik itu, ada juga sisi positif dari perilaku bossy.  Mungkin saja perilaku ini menjadi modal untuk membentuk jiwa kepemimpinan. Beberapa anak terlahir memiliki kepribadian kuat. Nah, perilaku suka memerintah bisa jadi merupakan refleksi dari kepribadian yang kuat tersebut. Mereka juga cenderung  “menonjol” di antara teman-temannya sehingga kerap menjadi ketua kelompok.

Akan tetapi tentu anak dengan  karakter seperti ini perlu diarahkan ke hal-hal positif, seperti perlu diasah untuk mampu bekerja sama dengan teman, kelompok atau orang lain, terlibat dalam kegiatan bersama sehingga ia memiliki rasa tanggung jawab dan kebersamaan.

Posting Komentar untuk "Mengenal Sikap Bossy Pada Anak"