Rehat Sejenak⁣, Seimbangkan Dunia Akhirat

Ayo jujur, kalau lihat kalender, apa yang pertama kali ditengok? Yup, pasti tanggal merahnya. Karena tanggal merah berarti libur. Tanggal merah selain hari Sabtu dan Minggu memang menarik. Mulai dari anak sekolahan hingga pegawai pemerintahan. Pekerja, buruh dan karyawan swasta. Semua suka sekali dengan yang namanya hari libur.⁣

Pekan lalu, seorang dokter puskesmas dan asistennya sedang ngobrol ringan tentang rencana cuti bersama menjelang lebaran. Dokter sedang melakukan tindakan terhadap si pasien. Sementara, sambil membolak balik dan memeriksa kalender mejanya, sang asisten berujar bahwa hanya tinggal idul adha dan natal saja tanggal merah di hari kerja hingga akhir tahun nanti. Dokter dan asisten saling tatap, sambil sedikit mengulum senyum, ada kekecewaan nampak di wajah mereka.⁣

Siapa sih yang tidak senang saat libur? Bisa istirahat, tamasya, jalan-jalan dan melakukan hal-hal yang menyenangkan lainnya. Libur sabtu minggu dan tanggal merah, rasanya kok kurang. Apalagi jika harus lembur. Otomatis waktu istirahat akan tersita. ⁣ ⁣

Demi mendapatkan materi maupun sebagai bentuk aktualisasi diri, menurut sebagian besar orang, bekerja sangatlah penting. Namun patut menjadi perhatian bahwa fisik dan psikis juga butuh istirahat. Buat para pegawai yang memiliki jam kerja padat merayap dari pagi hingga malam, cuti adalah piilihan tepat agar tidak terbebani dengan tugas-tugas yang tidak ada habisnya. ⁣ ⁣

Ketika merasa overload, siang dan malam memikirkan pekerjaan, hingga merasa hidup sudah tergadaikan, wajar bila dihinggapi rasa putus asa. Ini karena tubuh dan pikiran memang sudah lelah luar biasa. Tubuh butuh jeda. Saat tepat menekan tombol ‘pause‘ untuk istirahat sejenak. Cutilah.⁣ ⁣ 

Sebelum ambil cuti, tentukan tanggal, perhatikan tanggal dan pilih yang berdekatan dengan tanggal merah plus weekend agar cutinya bisa maksimal, lebih panjang dan lama. Jangan lupa, agar cuti tidak terganggu nonaktifkan dulu handphone, jangan buka email maupun sosmed. Dijamin, setelah cuti, rasanya akan lebih fresh dan siap bekerja lebih produktif lagi.⁣

Dalam menjalani kehidupan di dunia, kita juga butuh cuti. Bukan hanya fisik dan pikiran saja yang perlu rehat. Ruhani dan jiwa pun demikian. Ada saatnya, kesibukan dunia yang begitu menyita waktu, membuat kita tidak sempat memperhatikan apakah ruhani dan jiwa sudah mendapatkan haknya.⁣ ⁣

Jangan sampai, jiwa kita menjadi kosong dan hampa, ruhani kita kering, haus akan butiran-butiran bening curahan hidayah dan petunjuk dari Yang Maha Kuasa. Sehingga kita terlupa pada hakikat penciptaan kita sesungguhnya.

Bahwasanya manusia Allah ciptakan sebagai khalifah, sebagai pemimpin. Minimal memimpin dirinya sendiri untuk selalu berada dalam kebenaran.⁣ Yang semuanya itu akan dipertanggungjawabkan.

Untuk itu, seimbanglah. Berikan porsinya masing-masing. Bahwa setiap bagian memiliki haknya. Sehingga akan dicapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Tidak ada lagi kegalauan menghadapi kesulitan hidup. Tidak akan ada rasa putus asa. Semua dikembalikan kepada Penguasa alam semesta. Karena kita hanyalah hamba-Nya.⁣

Posting Komentar untuk "Rehat Sejenak⁣, Seimbangkan Dunia Akhirat"