Bercerita Sebagai Gerakan Literasi Sekolah

Bercerita Sebagai Gerakan Literasi Sekolah
Saya adalah guru kelas satu. Saat ini mengajar di Sekolah Dasar Negeri di Jakara Selatan. Pada kesempatan kali ini, saya ingin berbagi pengalaman. Yaitu saat pertama saya diberi kepercayaan untuk mengajar murid-murid di kelas satu. Sebagai kelas awal, mengajar di kelas satu banyak sekali tantangannya. Masih banyak diantara murid-murid (hampir 30% dari seluruh jumlah murid kelas satu), belum memiliki kemampuan membaca dengan baik. Bahkan beberapa diantara mereka belum bisa mengenali huruf-huruf.

Sebagai guru, saya harus mencari cara agar dapat segera mengatasi permasalahan tersebut. Untuk itu, saat pembelajaran saya berusaha menerapkan beberapa strategi agar murid-murid yang belum mampu membaca akan segera menguasai keterampilan dasar tersebut. Salah satu strategi yang saya lakukan adalah bercerita. Strategi lainnya akan saya sampaikan pada kesempatan mendatang ya.

Sejak dicanangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) beberapa tahun lalu, saya berusaha untuk mengaplikasikannya di kelas. Salah satu kegiatan rutin yang saya lakukan setiap hari adalah mendengarkan cerita. Di awal-awal, murid-murid mendengarkan cerita yang dibawakan oleh guru. Cerita tersebut biasanya dibacakan dari sebuah buku atau melihat tayangan melalui infocus.

Berikutnya, kegiatan yang dilakukan sebelum memulai kegiatan pembelajaran di kelas selain membaca sebagai gerakan literasi sekolah adalah meminta secara bergilir satu atau dua murid maju untuk tampil di depan kelas membawakan sebuah cerita dengan tema bebas. Bermacam-macam cerita yang disampaikan, mulai dari cerita keseharian hingga pengalaman yang paling berkesan, baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan.

Pembawaan dan ekspresi setiap anak sangat unik. Ada yang masih malu-malu, ada juga yang dengan asyiknya bercerita hingga harus di’cut’. Dalam bercerita, mengalir celoteh anak dengan polos dan pengunaan bahasa yang masih sederhana. Jika setiap anak sudah maju, bisa digilir kembali dari awal.

Sebenarnya, kegiatan ini tidak berlangsung lama, setiap anak mendapat ‘jatah’ 5 menit saja. Tapi manfaatnya luar biasa. Selain membangun motivasi untuk belajar membaca, manfaat lainnya antara lain;

1. Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Anak
Dengan bercerita, akan membuat anak menjadi terbiasa mengungkapkan pendapat, perasaan, inisiatif,  serta keinginannya. Sehingga kosakata dan perbendaharaan katanya akan bertambah.

2. Mengasah Cara Berpikir Anak
Mungkin awalnya anak hanya tertarik untuk mendengarkan saja. Namun ternyata, dari kegiatan mendengar tersebut secara tidak sadar anak dilatih untuk memikirkan apa yang ingin diceritakannya, bagaimana urutan ceritanya, bagaimana memahami teman-teman yang mendengarkan, dan bagaimana membawakan cerita dengan menarik. Jadi, secara tidak langsung, anak diajak berpikir secara sistematis.

3. Menumbuhkan Percaya Diri Anak.
Untuk tampil di depan kelas, membutuhkan keberanian tersendiri. Mengembangkan kemampuan anak dalam membawakan suatu cerita apalagi bila ia harus tampil di hadapan teman-temannya, bukanlah hal yang mudah. Awalnya mungkin anak malu-malu, bicara terbata-bata, bahkan adakalanya sama sekali tidak mau berbicara. Namun bila kegiatan ini biasa dilakukan maka anak akan semakin terlatih dan merasa nyaman. Lama-lama akan muncul keyakinan pada dirinya bahwa dirinya mampu. Untuk selanjutnya anak-anak akan keranjingan untuk bercerita di depan kelas. Karena mereka sudah nyaman dan menikmati kegiatan tersebut.

4. Melatih Kecerdasan Intra dan Interpersonal Anak.
Kegiatan bercerita di depan kelas, akan melatih anak untuk mampu mengendalikan emosi dirinya. Ia harus berusaha mengalahkan perasaan cemas, gugup, dan sebagainya untuk bisa tampil hingga ceritanya berakhir. Hal ini terkait dengan kecerdasan intrapersonalnya. Saat bercerita, anak pun berlatih berkomunikasi agar orang bisa mengerti, merasa tertarik dan antusias, serta mau merespons ceritanya. Selain itu juga dapat mengembangkan kecerdasan majemuk bila tema-tema cerita yang dipilih bervariasi.

Selain di sekolah, sebenarnya kegiatan bercerita juga dapat dilakukan di rumah looh.. Misalnya dilakukan ketika pulang sekolah, anak dipancing untuk menceritakan kegiatannya selama di sekolah. Atau saat menjelang tidur, anak diminta bercerita tentang pengalaman yang mengesankan yang dialami seharian tadi. Selamat mencoba..

1 komentar untuk "Bercerita Sebagai Gerakan Literasi Sekolah "