Kisah Seekor Kucing Dan Kakek Tua

Di sebuah tepian sungai di desa, terlihat seorang kakek tua yang wajahnya tampak teduh dan bijaksana. Sambil menikmati gemericik aliran sungai yang jernih, sejuknya angin sepoi-sepoi membuat rambutnya yang menyembul dari balik kopiah, menari-nari dimainkan hembusan angin pagi itu.

Dari kejauhan, terlihat seekor kucing berjalan perlahan menuju tempatnya berdiam.  Tidak lama kemudian, kucing tersebut tiba di dekatnya. Kemudian dengan sigap memanjat sebuah batang pohon besar yang terletak tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Mungkin karena pijakannya yang kurang kuat, atau dahan pohonnya yang licin tersiram hujan semalam, tiba-tiba kucing itu terjatuh ke tengah sungai yang dalam.  Terlihat kucing itu berusaha sekuat tenaga agar tidak tenggelam dan hanyut terbawa arus yang saat itu lumayan deras.Namun sayang sekali, sepertinya usaha sang kucing sia-sia.

Menyaksikan peristiwa itu, tanpa berpikir panjang, kakek tua langsung menjulurkan tangannya untuk menolong kucing. Tapi karena rasa takut yang sangat, dan kepanikan yang mendera, tangan si kakek malah dicakar oleh kucing tersebut.

Karena kaget, seketika sang kakek menjerit dan menarik tangannya yang kesakitan karena luka akibat cakaran si kucing. Namun begitu, kakek dengan sigap tetap menjulurkan tangannya kembali untuk menolong kucing yang hampir tenggelam itu. Namun, lagi-lagi kucing itu mencakar tangannya.

Sejenak, si kakek menarik tangannya untuk menghilangkan rasa perih, walaupun begitu, ia tidak putus asa, tetap berusaha untuk menolong kucing itu untuk yang ketiga kalinya.

Tidak jauh dari tempat kejadian, ternyata ada anak muda yang sejak awal memperhatikan. Ia penasaran dengan tindakan yang dilakukan si kakek tua yang masih saja mau menolong padahal kucing tersebut sudah berkali-kali melukainya. Akhirnya, ia pun berkata, “Maaf kek, kenapa kakek masih saja mau menolong kucing itu, apakah kakek tidak belajar dari luka yang pertama dan kedua? Kakek masih saja menolong kucing itu untuk yang ketiga kalinya.”

Kakek bijak itu tidak menghiraukan perkataan si anak muda yang ternyata sudah ada dibelakangnya. Kakek tetap fokus untuk menyelamatkan kucing. Dan akhirnya, atas kuasa dari Allah SWT, kucing tersebut pun dapat ditangkap. Langsung saja si kakek mengangkatnya dari sungai dan kucing itu pun dapat diselamatkan.

Tidak berapa lama, kakek tua yang bijak itu berjalan mendekati si anak muda di belakangnya, menepuk pundak anak muda itu seraya berkata, “Wahai anak muda,
Mencakar adalah watak dan sifat seekor kucing, sekalipun saat ia dalam keadaan kesusahan dan minta tolong. Sementara watak dan sifatku adalah mencintai dan menyayangi sesama makhluk.”

Si kakek kemudian melanjutkan perkataannya, “Lalu mengapa engkau menginginkan sifatku berubah seperti sifat kucing?”

“Wahai anak muda, berlaku dan bersikaplah dihadapan manusia sesuai dengan sifat indahmu, sifatmu yang baik, dan janganlah engkau mengikuti sifat negatif mereka.”

“Walaupun terkadang mereka senang melukai dan menyakiti hatimu, janganlah sifat baikmu berubah menjadi seperti mereka yang suka menjelekkan dan menyakiti hati dan perasaan orang lain.”

“Saat kita hidup untuk berbuat baik dan membahagiakan orang lain, maka Allah SWT akan mengirimkan orang-orang yang juga akan memberikan kebaikan dan kebahagiaan dalam hidup kita”

Dalam Al Quran Surat Ar Rahman ayat 60, Allah SWT berfirman yang artinya, “Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula).”

Jadi, tetaplah menjadi orang baik, kapan dan dimana pun kita berada. Yakinlah bahwasanya setiap kebaikan yang kita semai, akan kita tuai kembali berupa kebaikan yang lainnya.


1 komentar untuk "Kisah Seekor Kucing Dan Kakek Tua"

  1. Numpang promo ya Admin^^
    ajoqq^^com
    mau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
    mari segera bergabung dengan kami.....
    di ajoqq^^com...
    segera di add Whatshapp : +855969190856

    BalasHapus