Metode Mendidik Anak Usia Dini

Metode Mendidik Anak Usia Dini
Metode Mendidik Anak Usia Dini
Mendidik anak itu ada seninya. Seperti bernyanyi, jika ingin lagu tersebut enak untuk dinikmati, maka harus sesuai dengan irama dan ritme dari lagu yang dibawakan. Jika nada tinggi, harus dinyanyikan dengan nada tinggi. Jika nadanya sedang atau rendah, maka harus dinyanyikan dengan nada sedang atau nada rendah. Tidak boleh seenaknya, karena akan merusak lagu, menjadi tidak enak didengar.

Mendidik anak juga dapat diibaratkan seperti sedang bermain layangan. Agar layangan yang dimainkan dapat naik mengudara dengan cantik, maka benangnya harus ditarik ataupun diulur, sesuaikan dengan kecepatan dan arah berhembusnya angin. Setelah naik, kita juga tidak boleh lengah, karena bisa saja tiba-tiba nyangkut di pepohonan atau layangan kita putus dan hilang entah kemana.

Demikian pula dalam hal mendidik anak. Ada banyak aspek yang harus menjadi perhatian orang tua. Pada kesempatan kali ini, saya akan menuliskan empat metode mendidik anak untuk anak usia dini yang dapat dilakukan oleh orang tua agar anak dapat menyerap pendidikan yang diberikan, dan tumbuh sesuai dengan apa yang diharapkan.

Penerapan metode yang dilakukan oleh orang tua ini dapat dimanfaatkan sebagai  pendukung proses belajar anak. Berikut beberapa metode yang dapat digunakan;

1. Pembiasaan diri

Habit atau kebiasaan adalah hal-hal yang dilakukan secara berulang-ulang. Metode pembiasan diri atau yang biasa disebut habituasi ini merupakan suatu cara yang dapat digunakan oleh orangtua untuk membiasakan anaknya melakukan suatu perbuatan yang baik. Nah, agar lebih efektif, harus ada keteladanan yang dicontohkan oleh orang tua, sehingga anak akan dengan senang hati melakukannya.

Misalnya saat orang tua menginginkan anaknya untuk melaksanakan ibadah shalat fardu tepat waktu, maka jika sudah masuk waktu shalat, orang tua harus mengarahkan anak untuk bersiap dan kemudian melakukannya bersama-sama. Begitu pun untuk perbuatan yang lainnya seperti berpuasa, belajar membaca al quran, membaca doa sebelum dan sesudah makan, berdoa saat sebelum dan bangun tidur, maupun aktifitas yang lainnya.

Dengan melakukan pembiasakan-pembiasaan ini, anak menjadi terbiasa melakukan hal tersebut. Sehingga lama kelamaan, mereka akan terbiasa dan akhirnya akan menjadi rutinitas setiap hari hingga ia dewasa nanti.

2. Keteladanan

Orang tua yang baik, biasanya paham akan pentingnya keteladanan. Dengan keteladanan yang dilakukan oleh orangtua, anak dengan mudah melaksanakannya. Karena sifat anak adalah peniru ulung, jadi orang tua hanya tinggal memberikan contoh yang baik saja kepada anak. Untuk kemudian anak mengikuti apa yang sudah dicontohkan oleh orang tau, baik baik dalam pendidikan agama, perilaku sosial maupun pendidikan akhlaknya. Contoh, jika orangtua ingin mengajari anak shalat, bisa dengan mencontohkan gerakannya dan juga mengajari anak bacaan-bacaan shalatnya.

Selain itu, bisa juga dicontohkan perbuatan-perbuatan baik lainnya agar anak meniru, senang melaksanakannya, dan yang utama adalah, bahwa apa yang sudah dicontohkan akan menjadi habit atau kebiasaan yang akan dilakukannya dengan penuh kesadaran setiap harinya. Karena sebagian besar memori anak dan pelajaran yang didapatnya, sebagian diperoleh dengan cara mencontoh. Oleh karenanya, orang tua harus ekstra hati-hati terhadap stimulus atau rangsangan yang akan diterima oleh anak. Jangan sampai terkontaminasi oleh hal-hal yang negatif.

3. Memberikan pujian

Siapa sih yang tidak suka dipuji? Orang tua pun anak-anak pasti akan merasa senang jika ia dipuji. Biasanya, orang-orang akan memuji jika mendapatkan suatu keadaan lebih dari biasanya. Metode memberikan pujian ini cukup efektif dilakukan pada anak terutama jika anak melakukan suatu hal baik dan hebat melebihi yang lainnya. Sebaiknya, biasakan orang tua memberikan anak pujian jika ia mampu mengerjakan tugasnya dengan baik, serta dapat berperilaku sesuai yang orangtuanya ajarkan melalui contoh dan teladan yang telah diberikan.
Pujian bisa berupa ucapan lisan seperti kata-kata; ‘subhanallah’, ‘masyaallah’, ‘bagus’, ‘hebat’, ‘keren’, dengan mengacungkan jempol atau ibu jarinya, dan dapat juga dengan memberikan hadiah atau reward.

4. Pemberian hukuman

Seorang anak, sangatlah wajar bila sesekali melakukan kesalahan. Orang tua haruslah bijaksana jika sedang menghadapi anak yang sedang melakukan kesalahan. Pertama yang dilakukan adalah memberikan nasehat dan peringatan. Jika anak masih mengulangi melakukan perbuatan yang salah, orangtua dapat memberikannya hukuman sebagai sebuah bentuk pembelajaran agar ia tidak melakukan kesalahannya tersebut dimasa yang akan datang.

Orang tau boleh memberikan anak hukuman yang dapat membuatnya sadar akan kesalahannya, namun janganlah berlebihan, apalagi sampai menganiaya anak dengan mencaci atau menyakitinya. Memberikan hukuman ini adalah cara terakhir yang dapat dipilih orangtua bilamana anak sudah tidak mempan lagi untuk dinasehati dan diberikan arahan. Hukuman harus disesuaikan dengan usia anak dan yang paling penting adalah, jangan sampai hukuman yang diberikan membuat anak menjadi terganggu perkembangannya baik secara fisik maupun psikologis. Karena sesungguhnya, tujuan dari pemberian hukuman adalah untuk melakukan perbaikan tingkah laku anak.

Demikian empat metode mendidik anak usia dini yang dapat dilakukan orang tua. Sementara baru empat metode ini yang saya posting. Insyaalloh akan ada metode yang lain di tulisan saya berikutnya. Semoga bermanfaat.

2 komentar untuk "Metode Mendidik Anak Usia Dini"