 |
Mobil berhenti. Tidak berapa lama sang pengemudi mobil keluar. Ia berhenti dan langsung menghampiri si kakek dan cucunya yang sedang duduk di beranda rumahnya itu. Pengemudi menanyakan kemanakah arah untuk menuju ke kota yang terdekat dari tempat itu.
Kakek tua memberikan petunjuk arah untuk menuju kota terdekat. Setelah mendapatkan petunjuk, si pengemudi pun kembali ke mobilnya. Namun, baru saja pengemudi itu berjalan beberapa langkah, tiba-tiba ia kembali menghampiri kakek dan kemudian bertanya lagi kepada lelaki tua itu,
“Menurut kakek, orang-orang yang tinggal di sekitar sini itu tipikalnya seperti apa?”
“Mengapa anda menanyakan hal demikian?” sang kakek balik bertanya.
“Beberapa waktu lalu, saya baru saja meninggalkan sebuah kota yang masyarakatnya merupakan orang-orang yang egois lagi sombong.” Jawab pengemudi itu sambil mendekat beberapa langkah ke arah si kakek.
“Saya belum pernah bertemu dengan orang-orang yang kurang bersahabat dalam hidup saya.” Ujar pengemudi lagi.
“Saya tinggal di kota itu lebih dari setahun dan tidak pernah sekali pun saya merasa sebagai bagian dari masyarakat itu.” Pengemudi melanjutkan ceritanya.
“Menurut saya, seperti itu pulalah keadaan yang akan anda temui pada masyarakat yang tinggal di sekitar sini,” jawab kakek tua itu.
Akhirnya, pengemudi itu pun mengucapkan selamat tinggal dan kemudian berlalu.
Cucu si kakek yang sejak tadi memperhatikan, menjadi terheran-heran, namun, ia tidak mengatakan apa -apa.
Tidak lama kemudian, saat kakek dan cucunya masih duduk di beranda, datanglah mobil lain yang juga berhenti tepat di depan rumah pertanian tersebut.
Kali ini pengemudinya seorang wanita. Setelah mengucap salam, dengan senyum ramah di wajahnya, ia berjalan mendekati kakek dan cucunya di beranda. Lalu, ia pun menanyakan hal yang sama. Kemanakah arah untuk menuju ke kota terdekat.
Sang kakek pun menunjukkan arah yang dimaksud. Setelah mencatat petunjuk yang diberikan dengan teliti, lalu wanita itu pun bertanya,
“Wahai kakek yang baik, tolong katakan padaku, orang-orang yang seperti apakah yang tinggal di sekitar sini?”
“Mengapa anda bertanya demikian?” kakek itu pun bertanya kembali.
“Beberapa waktu yang lalu, saya baru saja berkunjung ke sebuah kota kecil yang asri dan indah sekali, yang tentunya tempat tersebut sangat didambakan oleh setiap orang,” jawab wanita itu sambil tersenyum ramah.
“Masyarakat yang tinggal disana membuat saya merasa seperti berada di rumah sendiri. Tetangga-tetangganya sangat baik. Saya merasa bahagia bisa tinggal di sana.” Kata wanita itu melanjutkan ceritanya.
“Jangan khawatir, di sekitar sini pun engkau akan menemukan orang–orang yang sama baiknya.” Ujar sang kakek.
Setelah berpamitan dan mengucapkan terima kasih, wanita itu pun masuk ke dalam mobilnya dan pergi melanjutkan perjalanannya.
Anak kecil yang tidak lain adalah cucunya segera bertanya pada kakeknya dengan ekspresi bingung.
“Kenapa kakek memberikan jawaban yang berbeda kepada dua orang yang datang tadi itu? Padahal pertanyaan mereka sama?” tanyanya.
“Kau ingin tau kenapa, cucuku?” tanya kakek sambil menepuk cucunya.
Sang cucu pun segera menganggukkan kepalanya.
“Karena, sikap seseorang terhadap suatu masyarakatnyalah yang menentukan bagaimana masyarakat bersikap terhadap mereka.” Ujar sang kakek kepada cucunya.
“Sebenarnya, orang–orang di muka bumi ini hampir sama kok baiknya.” Lanjut sang kakek.
Inilah salah satu kisah inspiratif tentang sikap sukses. Jadi, masyarakat itu ibarat sebagai cermin, mereka akan memantulkan sikap kita pada mereka. Jika kita baik dan senantiasa berpikir positif terhadap masyarakat, maka masyarakat sekitar pun akan memberikan aura positif pada diri kita.
Posting Komentar untuk "Kisah Inspiratif Tentang Sikap Sukses"