Cinta Seperti Petasan Yang Harus Dihindari

Selagi masih banyak permintaan, pabrik petasan akan terus berproduksi. Padahal sering kali kita mendengar pemberitaan, bahwa petasan telah banyak memakan korban. Bagaimana tidak, petasan itu bahan bakunya terdiri dari campuran bahan peledak, jadi akan sangat berbahaya. Apalagi jika jumlahnya sangat banyak.⁣

Namun begitu, petasan sangat digemari anak-anak. Bagi mereka mungkin sangat menantang. Menguji adrenalin, siapa yang paling berani. Padahal resikonya tidak main-main. Jika tidak hati-hati, petasan bisa saja melukai bagian tubuh mereka sendiri. ⁣

Tapi seperti itulah dunia anak-anak, ingin coba-coba sesuatu yang menurut mereka sangat menarik. Selain itu, harga petasan yang sangat terjangkau dan dijual bebas, membuat anak-anak sangat mudah untuk mendapatkannya. Oleh karenanya, harus ada pengawasan dari orang tua.

Sebagai pribadi yang dewasa, kita bisa belajar dari sifat petasan. Begitu tersulut langsung terbakar dan meledak. Bunyinya spontan bikin kaget, membuat jantung berdebar. Karena suaranya menyalak-nyalak tanpa bisa dikondisikan, membuat orang yang mendengarnya terhenyak. Dan bekasnya pun menyisakan sampah yang berhamburan.⁣

***⁣

Dalam membina biduk rumah tangga, pasangan suami istri hendaknya menghindari cinta seperti petasan. Begitu terbakar dan panas, langsung meledak-ledak seketika dan kemudian padam. Lalu menyisakan sampah yang berserakan setelahnya. ⁣

Cinta seperti ini tak akan awet, hanya sesaat, sifatnya sementara, berpotensi cepat berakhir dan runtuh bangunan rumah tangganya seketika. Hal tersebut tentu sangat tidak kita inginkan. Karena akan menyisakan hati-hati yang terluka. Jiwa-jiwa yang kecewa. Sangat disayangkan bukan? Semua menjadi korban. Rumah tangga seperti ini hanya akan berakhir di meja persidangan.⁣

Padahal cinta yang senantiasa dibangun dalam rumah tangga sejatinya adalah sekali untuk selamanya. Seharusnya semangat berumah tangga menjadikan bersatunya setengah agama ini sebagai sarana mengumpulkan pahala hingga bertemu kembali kelak di jannah-Nya.

Biasanya, dibeberapa daerah, petasan digunakan saat ritual pernikahan, sunatan, haul atau pun lepas sambut orang yang pergi haji ke tanah suci. Selain untuk memeriahkan, petasan dimaksudkan sebagai syiar atau pengumuman ke masyarakat. Sampai saat ini budaya tersebut masih dipertahankan. ⁣


Jenisnya beraneka rupa. Ukurannya juga, ada yang kecil, ada yang besar. Walau begitu, semuanya sama. Sama-sama menghasilkan suara yang memekakkan telinga. Di pasaran, banyak dijual bebas, terlebih saat menjelang tahun baru atau hari raya.⁣


Cinta yang dibangun merupakan penguat saat menghadapi cobaan, menjadi penghangat saat kedinginan. Ia penghibur dikala duka, penyejuk jiwa kala berputus asa. Ia juga penerang dalam kegelapan, pengingat saat khilaf dan lupa.⁣

Dalam hidup berumah tangga tidaklah akan selamanya mulus-mulus saja. Pasti akan ada riak-riak kecil hingga gelombang besar yang kan menerpa. Untuk itu, butuh kekompakan untuk menghadapinya. Harus saling menguatkan satu sama lain. Karena dengan kebersamaan dan dukungan, maka segala ujian dan cobaan akan terasa ringan.⁣

Cinta yang dilandasi kasih dan sayang karena Allah, berumah tangga dengan tujuan mengharap ridha Allah semata. Akan lebih mudah dalam menjalaninya. Karena menyakini, bahwa semua merupakan sarana untuk beribadah.⁣

Dengan mamahami peran dan tugasnya masing-masing, suami istri dalam sebuah rumah tangga akan berusaha menjadi pasangan yang terbaik dalam mengarungi samudera kehidupan rumah tangganya. Menua bersama sampai ajal memisahkan, hingga bertemu dan berkumpul kembali kelak di surga-Nya.⁣

Posting Komentar untuk "Cinta Seperti Petasan Yang Harus Dihindari"