Mudik Kembali ke Fitrah⁣

Ketika dengar kata mudik, apa yang telintas di kepala kita? Ya, pulang ke kampung halaman. Bagi perantau, tak peduli jaraknya puluhan bahkan ratusan kilometer dari kota, berhari-hari diperjalanan, menguras tenaga dan biaya yang tak terhingga. Capek, Lelah, dan penat tak dirasa. Demi berkumpul bersama keluarga tercinta. Oh bahagianya..⁣

Bagi sebagian besar orang, mudik berarti sukacita. Bertemu sanak keluarga, saling silaturahim dan berbagi kebahagiaan. Tradisi mudik ini, selain memiliki nilai religi, namun juga memiliki nilai sosial dan budaya. Momen yang sangat ditunggu-tunggu, merayakan hari raya bersama keluarga ⁣tercinta.

Untuk melaksanakan mudik, pastinya akan banyak sekali persiapan yang harus dilakukan. Mulai dari perencanaan waktu yang tepat, estimasi biaya untuk pergi dan kembali, penentuan alat transportasi yang akan digunakan, stamina yang prima, hingga oleh-oleh untuk keluarga dan perbekalan yang akan dibawa, seperti makanan, minuman dan pakaian, juga tidak lupa alat komunikasi jangan sampai ketinggalan.⁣

Mudik itu merepotkan memang, namun sangat mengasyikkan. Kembali ke kampung halaman dengan membawa segudang kenangan. Yaitu saat memutuskan untuk merantau ke kota demi mencari kehidupan yang lebih baik, mudik adalah kesempatan untuk menunjukkan kesuksesan yang telah diraihnya. ⁣

Esensinya, mudik dapat dibedakan menjadi dua. Yaitu mudik secara fisik atau jasmani dan mudik ruhani. Mudik secara fisik, memungkinkan untuk dilakukan berulang kali. Namun mudik ruhani hanya akan dialami sekali saja dalam hidup kita ini. Yaitu saat kembali kepada Ilahi, pulang ke kampung halaman yang hakiki, akhirat yang senantiasa menanti.⁣

Jika mudik saat lebaran ke kampung halaman saja banyak sekali persiapan dan perbekalan yang harus dibawa, apa lagi pulang ke kampung akhirat. Kampung halaman yang sebenarnya, tempat kita pulang dan tak kan bisa kembali ke dunia lagi. ⁣

Sudah selayaknya, untuk mudik ruhani kita persiapkan bekal yang banyak. Bekal terbaik yang akan kita bawa ke kampung akhirat. Dengan membawa kerinduan yang begitu memuncak tuk bertemu Sang Pencipta, Allah SWT.
Dunia hanyalah sarana untuk mengumpulkan bekal. Jangan sampai terlena dengan keindahannya, sebab utamanya adalah ridha Ilahi yang ingin kita raih.⁣

Jika yang kita kejar akhirat, maka insyaallah dunia akan mengikuti. Seperti seorang petani yang menanam padi, akan ada rumput-rumput yang ikut tumbuh membersamai. Namun, jika yang kita tanam adalah rumput, tidak akan mungkin tumbuh padi.⁣

Selamat mudik kembali ke fitrah..⁣

Posting Komentar untuk "Mudik Kembali ke Fitrah⁣ "