Saat memasuki mushala atau masjid, ada sebuah benda yang akan setia menyambut kita di depan pintunya. Bentuknya ada yang kecil dan ada yang besar. Ada yang terbuat dari kayu, kaca, alumunium atau bahan logam lainnya.
Yang besar ukurannya, biasanya diam, statis, berdiri di suatu tempat, sementara yang ukurannya kecil, bergerak bergeser sesuai gerakan tangan para jamaah, kadang digerakan ke kanan, kadang ke kiri. Dialah sang kotak amal.
Fungsi kotak amal adalah menerima sumbangan, infak dan sedekah para jamaah yang dermawan. Seringkali isinya adalah pecahan-pecahan rupiah yang sudah lusuh. Jarang sekali ditemukan yang berwarna biru ataupun merah.
Walau begitu, kotak amal kan selalu setia menanti sesiapa yang menginginkan perdagangan dengan Allah SWT. Perdagangan yang tiada akan pernah merugi. Meski banyak yang belum menyadari, betapa beruntungnya mereka nanti.
Kotak amal hanyalah suatu sarana. Sarana untuk diri kita mendekat pada Allah SWT. Karena pada dasarnya, saat kita memberi, saat itulah kita juga sedang menerima.
Yang besar ukurannya, biasanya diam, statis, berdiri di suatu tempat, sementara yang ukurannya kecil, bergerak bergeser sesuai gerakan tangan para jamaah, kadang digerakan ke kanan, kadang ke kiri. Dialah sang kotak amal.
Fungsi kotak amal adalah menerima sumbangan, infak dan sedekah para jamaah yang dermawan. Seringkali isinya adalah pecahan-pecahan rupiah yang sudah lusuh. Jarang sekali ditemukan yang berwarna biru ataupun merah.
Walau begitu, kotak amal kan selalu setia menanti sesiapa yang menginginkan perdagangan dengan Allah SWT. Perdagangan yang tiada akan pernah merugi. Meski banyak yang belum menyadari, betapa beruntungnya mereka nanti.
Kotak amal hanyalah suatu sarana. Sarana untuk diri kita mendekat pada Allah SWT. Karena pada dasarnya, saat kita memberi, saat itulah kita juga sedang menerima.
Namun seringkali, untuk mengeluarkan sedikit materi yang kita punya, rasanya berat sekali. Pikiran kita kan langsung menghitung dengan matematikanya manusia. Jika memberi, maka otomatis uang kita menjadi berkurang jumlahnya.
Padahal sejatinya tidak,
Seperti firman Allah dalam Quran Surat Al-Baqarah ayat 261:“Orang-orang yang menafkahkan harta di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Wahai manusia, hendaklah kau berhati-hati.
Harta benda yang kita miliki hanyalah titipan Ilahi.
Simpanlah ditanganmu, bukan di hati.
Sehingga hidup kita kan menjadi berarti.
Dan, bersiaplah menuju mati.
Gunakan materi,
sebagai bekal untuk menuju kampung akhirat nanti.
Disana tlah menunggu, surga yang kekal abadi.
Sebagai hadiah dari Ilahi Rabbi.
Untuk insan yang senantiasa mengabdi dan berbakti.
Padahal sejatinya tidak,
Seperti firman Allah dalam Quran Surat Al-Baqarah ayat 261:“Orang-orang yang menafkahkan harta di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Wahai manusia, hendaklah kau berhati-hati.
Harta benda yang kita miliki hanyalah titipan Ilahi.
Simpanlah ditanganmu, bukan di hati.
Sehingga hidup kita kan menjadi berarti.
Dan, bersiaplah menuju mati.
Gunakan materi,
sebagai bekal untuk menuju kampung akhirat nanti.
Disana tlah menunggu, surga yang kekal abadi.
Sebagai hadiah dari Ilahi Rabbi.
Untuk insan yang senantiasa mengabdi dan berbakti.
Posting Komentar untuk "Saat Memberi Saat Menerima"