Kenali Penyebab Epilepsi Atau Ayan


Sepulang pelatihan sore kemarin, saya mampir ke rumah adik. Belum lagi masuk rumahnya, ia langsung memberitakan kabar duka. Bahwa anak dari seorang rekan saya sewaktu mengajar di sekolah swasta meninggal dunia. Saat ditanya sebab meninggalnya, ia hanya menjawab, “Sepertinya kecelakaan, karena belum jelas kronologisnya.”

Agak syok juga saya mendengarnya. Anak teman saya ini baru kelas satu sekolah dasar, usianya sekitar enam atau tujuh tahun. Akhirnya, pagi tadi saya baru dapat cerita lengkapnya. Jadi rupanya, si anak mengidap penyakit epilepsi, atau biasa dikenal oleh masyarakat dengan sebutan ayan. Saat kejadian, anak tersebut sedang mengikuti kegiatan renang bersama teman dan gurunya. Tetiba seorang kawannya melihat si anak sudah berada di dasar kolam.

Pertolongan pertama sudah dilakukan, dibawa ke poli terdekat sampai akhirnya dirujuk ke rumah sakit besar. Namun, nyawanya tidak dapat diselamatkan, ia lalu dibawa ke rumah duka. Dan malam di hari kejadian kemarin, jasadnya langsung dikebumikan. Betapa sedih orang tuanya. Buahatinya pergi untuk selamanya.

***
Kecelakaan kadang terjadi karena ketidakpahaman. Biasanya dokter akan menyarankan pengawasan yang ketat dan beberapa larangan untuk pasien epilepsi dikarenakan hal tersebut dapat membahayakan nyawanya. Sebenaarnya apa dan bagaimana epilepsi atau ayan ini? Berikut sedikit ulasannya.

Epilepsi  atau ayan merupakan gangguan neurologis keempat yang paling umum dan mempengaruhi orang-orang dari segala usia. Epilepsi memiliki pengertian, suatu gangguan pada sistem saraf otak manusia karena terjadinya aktivitas yang berlebihan dari sekelompok sel neuron pada otak. Ini menyebabkan berbagai reaksi pada tubuh manusia seperti melamun, kesemutan, gangguan kesadaran, kejang-kejang dan atau kontraksi otot. Biasanya ditandai dengan kejang tak terduga dan dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya.

Gejala epilepsi berpusat dan terjadi di otak manusia. Orang akan didiagnosis dengan epilepsi jika mereka mengalami satu atau kejang berlebihan yang tidak disebabkan oleh beberapa kondisi medis yang telah dikenal.  Seringkali penyebab kejang tidak diketahui dengan pasti. Namun biasanya terkait dengan cedera otak atau turunan pada keluarga.

Orang-orang berisiko menderita epilepsi dikarenakan beberapa faktor berikut, diantaranya:

1.     Faktor genetik
Faktor genetik ini lebih dikarenakan kesamaan DNA dan golongan darah pada saudara sekandung atau orangtua.  Jika memiliki orangtua atau saudara yang mengidap epilepsi, hal ini dapat menjadi penyebab epilepsi menurun pada diri seseorang.

2.     Trauma pada otak
Seseorang yang pernah mengalami kerusakan atau cedera otak, berisiko mengidap epilepsi. Hal ini dikarenakan kerusakan pada saraf otak menyebabkan sel-sel otak yang dikenal sebagai neuron menjadi hancur. Yang antara lain disebabkan oleh kerusakan fisik seperti pasca operasi bagian otak, kecelakaan, atau pun terbentur.

3.     Usia
Pada umumnya, epilepsi terjadi pada anak kecil berusia satu atau dua tahun dan manula. Kasus baru epilepsi muncul setelah usia seseorang mencapai 35 tahun ke atas. Hal ini biasanya disebabkan oleh penyakit lainnya seperti stroke, tumor otak, atau penyakit alzheimer.

4.     Jenis kelamin
Perbedaan jenis kelamin menyebabkan perbedaan resiko. Perbedaan ini  biasanya dikarenakan perbedaan biologis dan peran sosial antara laki-laki dan perempuan. Misalnya pertimbangan kesehatan seperti perubahan hormonal, dan fungsi sosial.

5.     Gangguan mental
Epilepsi merupakan gangguan otak yang ditandai dengan kejang atau kejang berulang. Kondisi ini dapat mempengaruhi seseorang dengan berbagai tingkat keparahan yang dialami. Sebuah penelitian menyatakan bahwa orang dewasa yang mengidap epilepsi lebih mungkin untuk menunjukkan tanda-tanda autisme dan sindrom asperger yang dideritanya.

6.     Kehamilan
Siklus hormonal, menstruasi, kehamilan, menopause, yang terjadi pada wanita dapat menyebabkan epilepsi. Terutama pada wanita yang sedang hamil. Ketika wanita memiliki epilepsi, umumnya disebabkan oleh hormon tertentu. Dua hormon ini adalah estrogen, yang meningkatkan aktivitas listrik otak, dan progesteron, yang memiliki efek sebaliknya. Wanita hamil yang  mengidap epilepsi berpotensi menurunkan penyakit tersebut pada bayinya.

7.     Kondisi medis tertentu
Jika terjadi infeksi pada sistem saraf, maka hal ini dapat menyebabkan kejang yang merupakan gejala dari penyakit epilepsi. Termasuk infeksi yang terjadi pada otak, cairan tulang belakang atau penyakit meningitis, infeksi otak atau ensefalitis, dan virus yang memengaruhi imun manusia (HIV), serta infeksi saraf dan imun manusia.

Dengan mengetahui penyebab dari epilepsi, diharapkan kita bisa mengantisipasinya dan meminimalisir kejadian atau peristiwa yang dapat membahayakan si penderita. Apalagi, jika epilepsi ini diidap oleh orang-orang yang kita cintai.


3 komentar untuk "Kenali Penyebab Epilepsi Atau Ayan"

  1. tetangga saya ada yg meninggal karena epilepsi. padahal baru 4 tahun usinya.
    tapi kurang tahu, itu epilepsi atau bukan. gejalanya mirip banget kayak epilepsi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Turut berduka ya kak.. terimakasih sdh berkunjung..
      Epilepsi ini memang berpusat di jaringan syaraf otak, jika terjadi masalah akan menyebabkan hilang kesadaran atau kejang yang jika tidak segera diambil tindakan, bisa menyebabkan kematian.. jadi keluarga penderita harus lebih hati-hati dan waspada..

      Hapus
  2. Ih ngeri ya kak. Aduh kira-kira pencegahannya gimana kak? Semoga terjawab di postingan selanjutnya ya kak hihi

    BalasHapus